Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Integrasi Pendidikan dan Industri Sawit, Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Oleh : Opini
Kamis | 17-07-2025 | 08:28 WIB
1707_arief-poyuono-sawit_03498347878.jpg Honda-Batam
Arief Poyuono, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia. (Foto: Istimewa)

Oleh Arief Poyuono

INDUSTRI kelapa sawit bukan hanya penopang utama ekonomi nasional, tetapi juga menjadi tumpuan dalam transisi energi hijau dan ketahanan pangan Indonesia. Dengan posisinya sebagai produsen utama minyak sawit dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadikan industri ini sebagai fondasi pembangunan masa depan.

Sawit telah terbukti memainkan peran strategis dalam produksi biodiesel, yang mendukung program energi terbarukan nasional. Lebih dari itu, sektor ini menyumbang antara 4,5% hingga 12% terhadap PDB Indonesia dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Pertumbuhan pesat industri sawit juga mendorong ekonomi pedesaan secara signifikan, menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar kota besar.

Melihat potensi ini, sudah saatnya pemerintah --khususnya di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo-- memprioritaskan pengembangan industri sawit secara lebih terstruktur dan terintegrasi, termasuk lewat pendidikan. Target ambisius Prabowo untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% tidak akan tercapai tanpa menjadikan sawit sebagai salah satu sektor utama.

Salah satu langkah krusial yang perlu diambil adalah menyelaraskan dunia pendidikan dengan kebutuhan sektor sawit. Pendidikan vokasional seperti Sekolah Teknik Menengah Perkebunan Sawit perlu dikembangkan secara serius. Sekolah ini harus menawarkan kurikulum yang memadukan teori dan praktik, mulai dari budidaya hulu, proses pengolahan hilir, hingga manajemen berkelanjutan. Program magang di perkebunan dan pabrik sawit akan memperkaya pengalaman siswa dan mempersiapkan mereka sebagai tenaga kerja siap pakai.

Kolaborasi aktif antara industri dan institusi pendidikan sangat penting. Dunia usaha dapat berkontribusi lewat riset bersama, pengajar tamu, dan pembukaan peluang magang. Integrasi semacam ini tak hanya akan menghasilkan lulusan yang relevan, tapi juga mendorong produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan dalam industri sawit itu sendiri.

Lebih jauh, pengembangan industri sawit yang berkelanjutan juga menjadi solusi atas tantangan energi nasional. Dengan produksi migas yang terus menurun dan ketergantungan pada impor minyak, Indonesia membutuhkan alternatif yang dapat diandalkan dan mandiri. Dalam konteks ini, sawit bisa menjadi jawaban --selama pengelolaannya mengedepankan prinsip keberlanjutan dan tata kelola yang bersih.

Isu deforestasi yang kerap dilontarkan negara-negara Barat tak seharusnya menghambat ekspansi sawit nasional. Justru, pemerintah harus berani melakukan reformasi kebijakan kehutanan, termasuk perubahan fungsi kawasan hutan agar bisa dimanfaatkan sebagai lahan pangan dan energi terbarukan tanpa menabrak prinsip lingkungan.

Presiden Prabowo perlu menunjukkan sikap tegas dalam menjaga dan memperluas kebun sawit rakyat dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan aparat penegak hukum. Jika dikelola dengan benar, industri sawit bisa menjadi tulang punggung ekonomi nasional yang mandiri, berdaulat, dan berkelanjutan.

Penulis adalah Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia


A PHP Error was encountered

Severity: Core Warning

Message: PHP Startup: Unable to load dynamic library '/opt/cpanel/ea-php54/root/usr/lib64/php/modules/xsl.so' - /lib64/libxslt.so.1: symbol xmlGenericErrorContext, version LIBXML2_2.4.30 not defined in file libxml2.so.2 with link time reference

Filename: Unknown

Line Number: 0

Backtrace: