Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Didorong Jaga Profesionalisme dan Adaptasi Budaya

305 Kandidat Perawat serta Caregiver Indonesia Jalani Pelatihan Bahasa Jepang di Tokyo dan Osaka
Oleh : Redaksi
Rabu | 25-06-2025 | 11:08 WIB
Perawat-Caregiver.jpg Honda-Batam
Sebanyak 305 calon perawat dan caregiver asal Indonesia mengikuti pelatihan bahasa dan budaya Jepang di dua lokasi yakni Tokyo Kenshu Center (TKC) dan Kansai Kenshu Center (KKC). (Foto: Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Sebanyak 305 calon perawat dan caregiver asal Indonesia mengikuti pelatihan bahasa dan budaya Jepang dalam rangka penempatan kerja melalui skema kerja sama antar-pemerintah (Government to Government/G to G) angkatan ke-18.

Pelatihan ini dibuka secara resmi pada Senin (23/6/2025) di dua lokasi yakni Tokyo Kenshu Center (TKC) dan Kansai Kenshu Center (KKC), dengan penyelenggara The Association for Overseas Technical Cooperation and Sustainable Partnership (AOTS).

Pelatihan ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang peserta, tetapi juga untuk memperkuat pemahaman terhadap budaya dan etika kerja di Jepang, yang sangat penting bagi keberhasilan mereka dalam bidang keperawatan dan pelayanan lansia.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka turut hadir dalam pembukaan kegiatan tersebut. Konsul Protokol dan Konsuler I KJRI Osaka, Mohammad Makki Nahari, menekankan pentingnya kesiapan mental dan sikap para peserta dalam menghadapi tantangan kerja dan kehidupan di Jepang.

"Adaptasi terhadap nilai-nilai budaya Jepang seperti kesopanan, kedisiplinan waktu, kerja keras, serta penghormatan terhadap sesama dan lingkungan adalah kunci keberhasilan. Hal ini mencakup juga etika dalam kehidupan sehari-hari seperti budaya antre, menjaga kebersihan, dan bersikap tertib di transportasi publik," ujar Makki, demikian dikutip laman Kemlu.

Sebelumnya, pada 15 Juni 2025, para peserta telah menerima pembekalan daring dari KBRI Tokyo. Sekretaris Kedua Fungsi Protokol dan Konsuler, Ni Kadek Yuni Ernawati, menyoroti pentingnya menjaga nama baik Indonesia selama berada di Jepang. Ia juga menekankan agar para peserta memahami hak dan kewajiban kerja mereka secara menyeluruh.

"Sistem ketenagakerjaan di Jepang mengedepankan prinsip kesetaraan. Kami mengingatkan peserta agar membaca dan memahami kontrak kerja secara detail, termasuk ketentuan mengenai jam kerja, cuti berbayar, dan lembur. Ini penting untuk menghindari kesalahpahaman," jelas Ni Kadek.

Acara pembukaan juga dihadiri oleh pejabat dari Kementerian Luar Negeri Jepang (MOFA), Matsunaga Satoshi, serta perwakilan dari Employment Security Bureau Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang (MHLW). General Manager AOTS, Takemoto Yuko, menyampaikan apresiasi atas keberlanjutan kerja sama ini dan berharap para peserta dapat meneladani profesionalisme para alumni sebelumnya.

"Kami bangga melihat semangat peserta Indonesia. Harapannya, mereka dapat menjalankan tugasnya di Jepang dengan integritas, etos kerja tinggi, dan komitmen terhadap pelayanan," ujar Takemoto.

Pelatihan ini merupakan langkah awal penting bagi para kandidat untuk membekali diri sebelum resmi bekerja di fasilitas kesehatan dan perawatan di berbagai wilayah Jepang. Pemerintah kedua negara berharap program ini dapat terus memperkuat hubungan bilateral, sekaligus membuka lebih banyak peluang kerja berkualitas bagi tenaga profesional Indonesia di tingkat global.

Editor: Gokli