Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wamendikdasmen Ungkap Tsunami Digital Ancam Tumbuh Kembang Anak Usia Dini
Oleh : Redaksi
Selasa | 10-06-2025 | 08:28 WIB
Wamendikdasmen1.jpg Honda-Batam
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq. (Foto: Kemendikdasmen)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, mengungkapkan keprihatinannya terhadap meningkatnya penggunaan gawai oleh anak-anak usia dini.

Dalam penutupan kegiatan Peningkatan Kapasitas Fasilitator PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) Tahap 2, Fajar menegaskan pentingnya peran fasilitator PAUD HI dalam membangun ekosistem pengasuhan dan pendidikan yang sehat di tengah derasnya arus digitalisasi.

Data yang dipaparkan Fajar menunjukkan bahwa 33,4% anak usia 0-6 tahun telah terbiasa menggunakan gawai, dengan 25% di antaranya berusia 0-4 tahun. Pada kelompok usia 5-6 tahun, angkanya melonjak hingga 52%.

"Kita sedang menghadapi tantangan besar, yakni tsunami digital yang menyerang anak-anak kita sejak usia dini. Pola asuh dan interaksi anak dengan orang tua maupun guru telah banyak dipengaruhi oleh media sosial dan penggunaan gawai," ujar Fajar, Rabu (4/6/2025).

Ia menambahkan bahwa dampak dari paparan gawai yang berlebihan berpotensi menimbulkan gejala brain rot, yaitu kondisi menurunnya stimulasi intelektual, emosional, dan sosial anak akibat minimnya interaksi langsung.

Fajar menekankan pendidikan anak usia dini sebaiknya tetap berfokus pada metode belajar konvensional yang mendorong interaksi fisik dan sosial, seperti membaca buku cetak, bermain di alam terbuka, dan berinteraksi langsung dengan teman sebaya maupun orang dewasa.

"Dengan pendampingan aktif dan konsisten, serta kolaborasi lintas sektor, kita berharap dapat mencetak generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berkarakter," tegasnya.

Selain itu, ia mendorong para fasilitator PAUD HI untuk menjadi agen perubahan di daerah masing-masing dengan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengasuhan yang seimbang dan implementasi PAUD HI yang terintegrasi.

Sementara itu, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Nia Nurhasanah, menuturkan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan Direktorat PAUD dalam memperkuat pendampingan fasilitator terhadap satuan pendidikan anak usia dini di berbagai wilayah.

"Kami berharap setelah pelatihan ini, peserta dapat segera menyusun dan mengimplementasikan rencana kerja di daerah masing-masing, yang nantinya akan kami pantau secara berkala," ujar Nia.

Kegiatan pelatihan yang berlangsung selama tiga hari tersebut diikuti oleh 134 peserta dari 9 provinsi dan 25 kabupaten/kota. Para peserta merupakan perwakilan pejabat bidang atau kepala seksi PAUD di daerah masing-masing. Kehadiran penuh para peserta menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan mutu layanan PAUD Holistik Integratif demi mewujudkan generasi anak Indonesia yang unggul di masa depan.

Editor: Gokli