Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Setelah Tuduhan Pemerasan BUMN

DPR Bantah Adili Dahlan Iskan
Oleh : si
Selasa | 13-11-2012 | 18:42 WIB
Dahlan_iskan.jpg Honda-Batam

Menneg BUMN Dahlan Iskan

JAKARTA, batamtoday - Menneg BUMN Dahlan Iskan akhirnya memenuhi panggilan Komisi VII DPR sebelumnya sempat menuding sejumlah anggota DPR melakukan pemerasan. Namun, upaya pemanggilan Dahlan Iskan terkait  terjadinya inefisiansi di PLN sebesar Rp 37 triliun, ketika PLN dipimpinnya, bukan sebagai upaya untuk mengadili Menneg BUMN itu

.

"Ada kesan kami mengadili Pak Dahlan. Padahal, kami hanya mencari tahu kenapa heboh seperti cacing kepanasan. Itu kan harus jelas," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Effendi Simbolon pada wartawan di menjelang Raker dengan Meneg BUMN tersebut di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (13/11). Tapi, terbukti mayoritas anggota dewan dalam raker itu menyudutkan mantan Dirut PLN tersebut.

Menyinggung apakah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perlu menangani adanya dugaan penyimpangan dalam inefisiensi Rp 37,6 triliun di PLN tersebut, Dahlan Iskan menegaskan justru hal itu sebagai langkah yang baik dan tepat.

“Saya kira itu langkah paling tepat, jika memang ada penyimpangan di PLN, dan harus kita dukung. Jangankan Rp 37,6 triliun, skandal Bank Century yang hanya Rp 6,7 triliun saja juga ditangani KPK dan DPR. Jadi, silakan saja KPK turun tangan,” tutur Dahlan lagi.

Dahlan Iskan memenuhi panggilan Komisi VII DPR itu dengan mengendarai mobil listrik hijau, sambil senyum dia memasuki ruangan Komisi VII DPR itu. Dia datang dengan menyetir mobil listrik hijau. Mobil itu dipakai Dahlan ke BK DPR pekan lalu, tapi platnya bertuliskan Electric Car. Sekarang, pelat itu sudah berganti nomor yaitu B 2423 XQX. Nomor itu berwarna merah dengan dasar pelat warna putih. Dahlan semobil dengan 3 stafnya. Seperti biasa, kehadiran Dahlan menyedot perhatian.

Saat memasuki gedung DPR, Dahlan senyum-senyum dan tidak berbicara apa pun. Dia mengenakan kemeja warna putih digulung. Lalu dia masuk ke ruang Komisi VII dan disambut hangat oleh Ketua Komisi VII DPR Sutan Bathoeghana dan anggota lainnya. Tak lama kemudian hadir Menteri ESDM Jero Wacik. Dahlan lalu memeluk Jero Wacik yang mengenakan jas hitam dan dasi oranye, dan raker pun dimulai.

Dalam raker tersebut Wakil Ketua Komisi VII DPR Effendi Simbolon mempersalahkan mengenai pemberitaan yang mengiringi pemanggilan Pak Dahlan yang seolah-olah untuk mengadilinya.

“Berita yang muncul adalah seolah-olah Komisi VII DPR ingin mengadili Dahlan Iskan. Padahal, tinggal diklarifikasi saja, kita kan tidak punya media. Ini baru kali pertama. Nanti akan klarifikasi hal lain-lainnya, yaitu bagaimana PT PLN terbuka," ujarnya.

Bahwa politisi PDIP itu mengatakan, Komisi VII DPR menanyakan kebijakan Dahlan saat memimpin PLN. "Kenapa operasi maintenance pembangkit mahal. Apa iya karena soal gas saja? Kemudian keterlambatan proyek 10 ribu mega watt ini kan terbuka. Kemudian pengadaan genset yang tanpa tender," tambahnya.

Hanya saja bak kebakaran jenggot, sejumlah politisi bereaksi keras atas laporan Menteri BUMN Dahlan Iskan ke DPR. Mulai dari pimpinan fraksi hingga anggota DPR berbagai komisi. Semua meradang atas langkah Dahlan. Yang pasti kata Menteri ESDM Jero Wacik yang mendampingi Dahlan menegaskan jika laporan hasil audit tersebut bukan berarti terjadi tindak kriminal. 

"Temuan BPK itu bukan berarti ada kriminal," tegas Jero Wacik meyakinkan.

Karena itu, Jero menyarakan agar Komisi VII DPR tidak terlalu fokus dengan temuan BPK soal inefisiensi PLN Rp 37 triliun saat Dahlan masih memimpin PLN. Komisi VII DPR seharusnya lebih melihat masa depan ketimbang masa lalu.

"Alangkah baiknya kalau kita melihat ke depan. Saya akan senang bicara mengenai kebijakan saya di masa depan. Di mana temuan BPK tersebut tak bisa serta merta disikapi sebagai adanya pelanggaran yang dilakukan Dahlan. Jadi, Komisi VII DPR dan publik harus bisa menyikapi temuan itu dengan bijak,” tutur Jero.

Di sisi lain bukan Dahlan Iskan jika tidak melakukan hal yang unik dalam aktivitasnya. Saat memberi penjelasan misalnya, Menteri BUMN itu memasukkan botol air mineral ke dalam bajunya. Aneh atau nyentrik? Aksi memasukkan botol plastik itu terjadi tak lama setelah dia duduk di meja bertuliskan "Mantan Dirut PLN" di ruangan itu. Dahlan lalu membuka botol air mineral yang tersedia di atas meja. Setelah meneguknya, Dahlan menutup botol, lalu dengan santai memasukkan botol itu lewat kerah bajunya dan menyimpan di kehangatan dadanya.

"Biasa, kalau rapat seperti ini biar anget," kata Dahlan. Hawa di ruang DPR memang cukup dingin karena AC. Kalau air dibiarkan di ruangan, air akan ikut dingin. Karena itu dia memasukkan botol tersebut ke dalam bajunya, agar airnya menjadi hangat. Dahlan pun membantah terjadinya pemborosan atau inefisiensi di PLN ketika dipimpinnya itu. Tapi, kalau masih tidak yakin katanya, “Silakan saja KPK melakukan penyelidikan,” tambahnya.