Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KASBI: Neoliberalisme Tindas Rakyat Indonesia
Oleh : Andri Arianto
Selasa | 08-03-2011 | 11:35 WIB
nining.jpg Honda-Batam

Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Nining Elitos (Tengah), saat berorasi di depan Istana Negara, pada peringatan Mei Day 2010 lalu.

Batam, batamtoday - Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) menganggap pola perdagangan bebas, pencabutan subsidi bagi masyarakat dan penindasan bagi tenaga kerja di Indonesia merupakan buah dari terapan program neoliberalisme pemerintah RI saat ini.

Demikian seperti ditegaskan Nining Elitos, Ketua Umum KASBI dalam keterangan persnya kepada batamtoday, Selasa 8 Maret 2011 yang dirilis bertepatan dengan momentum Hari Perempuan Internasional (HPI) 2011.

Dalam rilisnya, Nining menekankan bahwa kepemimpinan Presiden RI, Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah gagal mensejahterahkan rakyat. Kegagalan yang dituding hasil konspirasi dengan elit di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan elite politik itu lanjut Nining telah menyebabkan maraknya diskriminasi seksual, eksploitasi dan kekerasan bagi perempuan di Indonesia baik yang berada di dalam maupun di luar negeri.

"Krisis ekonomi saat ini buah dari sistem ekonomi neoliberalisme yang diterapkan Pemerintah RI bekerjasama dengan pihak asing," kata Nining.

Terapan neo-liberalisme tersebut, kata Nining lagi telah memanipulasi kesadaran patriarki untuk semakin menindas kaum perempuan, dengan pola penerapan upah murah dan tidak adanya penjaminan bagi buruh perempuan yang tengah hamil.

"Kami menemukan beberapa kasus  buruh perempuan yang justru dipecat setelah diketahui hamil," katanya.

Sikap itu membuat Konfederasi KASBI berpendapat bahwa tidak akan ada pembebasan perempuan jika dilakukan tanpa melawan sistem ekonomi yang dinilai menindas seperti pola saat ini.

"Kita harus melawan terhadap segala bentuk penindasan dan penghisapan," tegasnya.