Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen, Fokus Jaga Stabilitas dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Oleh : Aldy
Kamis | 20-02-2025 | 13:44 WIB
RDG-Freb-2025.jpg Honda-Batam
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 18-19 Februari 2025. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) sebesar 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Februari 2025. Selain itu, suku bunga Deposit Facility tetap di level 5,00% dan Lending Facility di 6,50%.

Gubernur BI menyatakan keputusan ini selaras dengan upaya menjaga inflasi dalam target 2,5+/-1% serta menstabilkan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global. "Kami terus mencermati dinamika ekonomi global dan domestik dalam merumuskan kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Fokus pada Stabilitas dan Pertumbuhan

Bank Indonesia menegaskan bahwa bauran kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) ditingkatkan guna mempercepat penyaluran kredit ke sektor prioritas, termasuk penciptaan lapangan kerja sesuai dengan program Asta Cita Pemerintah.

Selain itu, BI juga memperkuat strategi operasi moneter pro-market dengan mengoptimalkan instrumen seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Strategi ini bertujuan untuk menarik investasi asing dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui intervensi di pasar valuta asing dan Surat Berharga Negara (SBN).

Dampak Global dan Proyeksi Ekonomi

Di tengah ketidakpastian global yang tinggi, perekonomian dunia diperkirakan tumbuh 3,2% pada 2025. Sementara itu, ekonomi Amerika Serikat tetap kuat, sementara Eropa, Tiongkok, dan Jepang masih mengalami perlambatan. Dinamika ini turut mempengaruhi aliran modal dan nilai tukar di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Meski demikian, BI optimistis pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga dalam kisaran 4,7-5,5% di 2025. Konsumsi rumah tangga, investasi nonbangunan, serta ekspor diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan, didukung oleh sinergi kebijakan moneter dan fiskal.

Stabilitas Rupiah dan Inflasi

Nilai tukar rupiah mengalami penguatan tipis sebesar 0,15% terhadap dolar AS hingga pertengahan Februari 2025, didukung oleh aliran masuk modal asing dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik. Bank Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas rupiah melalui strategi intervensi di pasar valas serta kebijakan devisa hasil ekspor (DHE SDA) yang mulai berlaku pada Maret 2025.

Sementara itu, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2025 tercatat 0,76% (yoy), turun dari bulan sebelumnya. Penurunan ini didorong oleh kebijakan diskon tarif listrik dan stabilisasi harga pangan. BI optimistis inflasi tetap dalam target 2,5+/-1% sepanjang 2025-2026.

Dukungan ke Sektor Riil dan Digitalisasi

Untuk mendukung pertumbuhan sektor riil, BI meningkatkan insentif KLM, terutama di sektor perumahan, dari Rp 23 triliun menjadi Rp 80 triliun per April 2025. Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk mempercepat digitalisasi, termasuk melalui penghapusan biaya QRIS bagi Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO) mulai Maret 2025.

Bank Indonesia terus mengoptimalkan kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran guna menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Dengan strategi yang komprehensif, BI berupaya memastikan stabilitas nilai tukar, menjaga inflasi, serta memperkuat sektor riil di tengah tantangan ekonomi global.

Editor: Gokli