Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ekspor Kepiting Bakau Kepri ke China Kembali Bergeliat, 2.800 Ekor Dikirim pada Februari 2025
Oleh : Aldy
Kamis | 20-02-2025 | 12:44 WIB
kepiting-bakau2.jpg Honda-Batam
Barantin melalui Karantina Kepri memfasilitasi pengiriman 2.800 ekor kepiting bakau (Scylla serrata) pada Februari 2025 dalam dua kali pengiriman dengan nilai transaksi mencapai Rp 131 juta ke pasar China. (Ist)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kepiting bakau asal Kepulauan Riau (Kepri) kembali meramaikan pasar ekspor China. Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Karantina Kepri memfasilitasi pengiriman 2.800 ekor kepiting bakau (Scylla serrata) pada Februari 2025 dalam dua kali pengiriman dengan nilai transaksi mencapai Rp 131 juta.

Ekspor kepiting bakau ini dilakukan melalui Pos Pelayanan Sagulung dan Pos Pelayanan Belakang Padang, serta Satuan Pelayanan Pelabuhan Telaga Punggur. Kepiting yang dikirim berasal dari hasil tangkapan nelayan di Natuna, Lingga, dan pulau-pulau sekitar Kepri.

Kepala Karantina Kepri, Herwintarti, menegaskan Batam memiliki potensi besar sebagai hub ekspor komoditas perikanan dari berbagai wilayah di Indonesia. Proses pengiriman kepiting bakau juga telah memenuhi regulasi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) Nomor 7 Tahun 2024 tentang Pengelolaan Lobster, Kepiting, dan Rajungan.

"Kepiting bakau menjadi salah satu komoditas perikanan unggulan dari Kepulauan Riau, sehingga perlu dipastikan bahwa media pembawa kepiting yang diekspor telah memenuhi standar keamanan hayati serta bebas dari Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK)," ujar Herwintarti, Kamis (20/2/2025).

Berdasarkan data Sisterkarolin dan BEST TRUST, sepanjang tahun 2024 ekspor kepiting bakau dari Kepri mencapai lebih dari 1,1 juta ekor dengan frekuensi pengiriman sebanyak 1.374 kali, menghasilkan nilai ekspor sebesar Rp 27,3 miliar.

Kepala Barantin, Sahat M Panggabean, menegaskan pihaknya terus mendorong hilirisasi ekspor komoditas unggulan daerah sebagai strategi percepatan pertumbuhan ekonomi, sembari tetap menjaga biodiversitas dan biosecurity. Penerapan digitalisasi layanan, seperti BEST TRUST, juga dioptimalkan untuk mempermudah proses karantina dan ekspor.

"Kami optimis bahwa dengan pendampingan yang berkelanjutan kepada para pelaku usaha, serta monitoring dan supervisi rutin, produktivitas ekspor kepiting bakau dapat meningkat. Kami juga memastikan kualitas komoditas ini tetap terjaga agar terus diterima di pasar internasional," tutup Herwintarti.

Editor: Gokli