Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

IKM Kerajinan Indonesia Unjuk Gigi di Inacraft 2025, Sasar Pasar Ekspor Potensial
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 07-02-2025 | 15:04 WIB
Inacraft-2025.jpg Honda-Batam
IKM kerajinan Indonesia, berpartisipasi dalam pameran internasional --International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2025-- yang berlangsung pada 5-9 Februari di Jakarta International Convention Center (JCC) Senayan. (Kemenperin)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Industri kecil dan menengah (IKM) kerajinan Indonesia semakin gencar menembus pasar global. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah melalui partisipasi dalam pameran internasional.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kembali memfasilitasi 10 IKM unggulan untuk tampil di Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) 2025, yang berlangsung pada 5-9 Februari di Jakarta International Convention Center (JCC) Senayan.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menegaskan dukungan ini bertujuan untuk memperkuat daya saing IKM di kancah internasional. "Kami terus berupaya meningkatkan keterampilan, kualitas produk, serta membuka akses pasar bagi IKM agar mampu bersaing di tingkat global," ujarnya, dalam keterangan resmi, Kamis (6/2/2025).

Industri kerajinan di Indonesia memiliki keunggulan berkat kekayaan sumber daya alam dan kreativitas para perajin. Produk yang dihasilkan tidak hanya bernilai estetika tinggi, tetapi juga ramah lingkungan dan mengandung nilai budaya lokal yang kuat.

"Inovasi dalam desain dan penggunaan material lokal yang berkelanjutan menjadi kunci daya tarik produk kerajinan Indonesia di pasar internasional," kata Reni.

Tahun ini, Inacraft 2025 mengusung tema Sustainability and Collaboration, dengan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Icon Pavilion yang menampilkan tema The Cosmological Axis of Yogyakarta Living in Harmony.

Sebanyak 10 IKM terpilih mendapatkan fasilitasi dari Ditjen IKMA Kemenperin untuk berpartisipasi di pameran ini, yaitu: Rubysh Jewelry; Hexagon by Zara Tentriabeng Designs; Intan Songket; Tuban Lokcan Tenun Gedhog dan Batik Tulis; Miss Allyna; Ketak Nusantara; Cemara Ceramics; Risman Wijaya Keramik; Cabaco.id; dan Bagbone Leather.

Ke-10 IKM ini dipamerkan dalam satu paviliun khusus Kemenperin di Main Lobby Booth No.B JCC, yang menampilkan berbagai produk unggulan mulai dari perhiasan, tekstil tradisional, hingga kerajinan berbahan kayu dan kulit.

Kemenperin mencatat bahwa industri kerajinan Indonesia memiliki potensi ekspor yang besar. Sepanjang tahun 2024, nilai ekspor produk kerajinan nasional mencapai USD 679,02 juta, dengan lima negara tujuan utama yakni China, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda.

"Kami terus mengembangkan program pembinaan bagi IKM, seperti sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan Forest Stewardship Council (FSC), pengembangan wirausaha baru, serta penerapan industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi produksi," ujar Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Kemenperin, Budi Setiawan.

Selain itu, Ditjen IKMA juga menjalankan berbagai program, seperti bimbingan teknis pengembangan produk inovatif, pendampingan Program Aku Siap Ekspor, serta kompetisi bisnis melalui Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) dan Creative Business Incubator (CBI).

Partisipasi IKM dalam pameran seperti Inacraft tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga membuka peluang bisnis dengan pembeli dari berbagai negara. Diharapkan, melalui ajang ini, produk kerajinan Indonesia semakin dikenal dan mampu memperluas pangsa pasarnya di tingkat global.

Dengan inovasi dan kolaborasi yang terus didorong, industri kerajinan nasional berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi kreatif yang berdaya saing tinggi, sekaligus membawa budaya Indonesia ke panggung dunia.

Editor: Gokli