Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Perkuat Komitmen dalam Misi Perdamaian PBB, Menlu: Kita akan Terus Berkontribusi
Oleh : Redaksi
Rabu | 05-02-2025 | 12:04 WIB
menlu-sugiono.jpg Honda-Batam
Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dalam pertemuan United Nations Peacekeeping Ministerial Preparatory Meeting yang berlangsung di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Sentul (4/2/2205). (Foto: Kemlu)

BATAMTODAY.COM, Sentul - Indonesia menegaskan kembali perannya sebagai salah satu kontributor utama dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam pertemuan United Nations Peacekeeping Ministerial Preparatory Meeting yang berlangsung di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Sentul (4/2/2205), Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menegaskan keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian global akan terus berlanjut.

"Indonesia telah aktif berpartisipasi dalam misi PBB sejak 1957, dan ini adalah komitmen yang akan terus kita pegang, sejalan dengan Konstitusi serta visi strategis pemerintah," ujar Menlu Sugiono, dalam pidato pembukaannya, demikian dikutip laman Kemlu.

Saat ini, Indonesia menduduki peringkat ke-5 sebagai negara pengirim pasukan penjaga perdamaian terbesar di dunia, dengan 2.753 personel yang tersebar di delapan misi PBB. Menlu Sugiono pun memberikan apresiasi kepada seluruh personel Indonesia yang bertugas dalam misi tersebut, menegaskan bahwa mereka adalah bukti nyata komitmen bangsa dalam menjaga perdamaian, ketertiban, dan stabilitas internasional.

Dalam pertemuan ini, Menlu Sugiono menyoroti pentingnya reformasi dan adaptasi dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB agar lebih responsif terhadap dinamika global yang semakin kompleks. "Pasukan penjaga perdamaian tidak hanya membutuhkan keberanian, tetapi juga dukungan sumber daya yang memadai. Ini mencakup pelatihan yang lebih baik, teknologi modern, dan dukungan keuangan yang mencukupi," tambahnya.

Selain kontribusi dalam pengiriman pasukan, Indonesia juga aktif dalam perumusan kebijakan strategis PBB terkait pemeliharaan perdamaian. Salah satunya adalah peran Indonesia dalam Action for Peacekeeping (A4P), dokumen utama yang menjadi acuan dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan mandat MPP PBB.

Pertemuan 'The Future of UN Peacekeeping' ini berlangsung selama dua hari dan mencakup lima sesi diskusi panel. Para delegasi membahas berbagai tantangan serta peluang dalam MPP PBB untuk menghadapi situasi keamanan global yang terus berkembang.

Hasil dari diskusi ini akan dirumuskan sebagai rekomendasi untuk United Nations Peacekeeping Ministerial yang akan digelar di Berlin, Jerman, pada 13-14 Mei 2025.

Acara ini dihadiri oleh 153 peserta dari 58 negara anggota PBB, termasuk pejabat tinggi PBB, perwakilan negara mitra, serta para ahli dari lembaga think tank global. Turut hadir dalam pembukaan pertemuan ini adalah Wakil Menteri Pertahanan RI, Under-Secretary General PBB untuk Manajemen Strategi, Kebijakan, dan Kepatuhan, serta Principal Staff Officer dari Bangladesh.

Melalui kerja sama dengan Belanda, Amerika Serikat, dan Bangladesh, Indonesia terus menunjukkan perannya sebagai pilar utama dalam upaya menjaga perdamaian dunia.

Editor: Gokli