Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

LAM Batam Tegaskan Tolak Penggusuran Kampung Leluhur Meski dengan Dalih PSN
Oleh : Aldy Daeng
Senin | 03-02-2025 | 17:04 WIB
Ketua-LAM-Batam1.jpg Honda-Batam
Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, Raja Muhammad Amin. (Foto: Aldy Daeng)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, Raja Muhammad Amin, menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh terhadap investor yang akan berinvestasi di Kota Batam.

Namun demikian, pihaknya juga scara tegas menyatakan penolakan terhadap penggusuran kampung tua yang menjadi kampung leluhur bagi masyarakat, meski dengan dalih Proyek Strategis Nasional (PSN).

Termask PSN yang digagas pemerintah pusat bersama investor, yang dinilai akan melakukan penggusuran terhadap warga tempatan yang telah menghuni Pulau Rempang dan sekitarnya sejak ratusan tahun lalu.

"Kami tegaskan, kami bersama masyarakat mempersilahkan kepada investor untuk berinvestasi tanpa menghilangkan atau menggusur. Kampung tua jangan digusur. Itu poinnya," tegas Raja Muhammad Amin saat menghadiri acara serah terima jabatan Kapolda Kepri, di Mapolda Kepri, Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Senin (3/2/2025).

Raja Muhammad Amin juga menyampaikan harapannya untuk menjalin komunikasi yang baik terkait dengan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sedang berjalan, terutama yang berkaitan dengan kawasan Rempang. LAM Batam dan LAM Kepri selalu berada di pihak masyarakat dan berkomitmen untuk menjaga kelestarian kampung-kampung tua di Batam.

Raja Muhammad Amin juga mengakui, kalau pihaknya pernah diundang oleh tim Intelkam Polda Kepri dan Polresta Barelang, akan tetapi tidak menghadiri undangan tersebut. Sebab, ia merasa tidak ada solusi yang konkret bagi masyarakat. Gedung LAM Batam, menurut Ketua LAM Batam, akan menjadi istana besar bagi masyarakat untuk mencari solusi terbaik.

"Memang ada undangan untuk membicarakan terkait Rempang. Tapi kami tidak hadir. Ini bukan soal kepentingan pribadi, ini soal masyarakat Batam. Kami akan terus berjuang demi hak masyarakat kami," sebutnya.

Menurutnya, Batam bisa berkembang dan bisa membangun, tanpa harus mengorbankan kampung-kampung tua yang sudah ada sejak ratusan tahun di pulau-pulau ini. Pelestarian kampung tua juga bagian dari warisan budaya Indonesia, budaya Melayu khususnya. "Kampung tua jangan digusur, digeser, direlokasi, atau apapun itu sebutannya," tegasnya kembali.

Raja Muhammad Amin, yang juga sebagai Sekretaris Umum Rumpun Khasanah Warisan Batam yang mengurus kampung tua, melanjutkan, baik di kawasan mainland maupun hinterland, keberadaan kampung-kampung tua dalam menjaga warisan budaya Batam dirasa sangat penting. Masyarakat Melayu, yang dikenal sebagai bangsa bahari, sangat terbuka terhadap masyarakat dari seluruh Indonesia, termasuk masuknya para investor. Akan tetapi ia berharap keberadaan investor itu bisa memberikan kemaslahatan bagi masyarakat tempatan.

"Investor boleh berinvestasi, tapi jangan menghilangkan atau menggusur kampung tua. Masyarakat sudah ratusan tahun tinggal di sini, dan itu hak mereka untuk tetap ada," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengingatkan bahwa setiap PSN harus memberi manfaat bagi masyarakat. Jika PSN malah mengancam kehidupan masyarakat, terutama dengan upaya penggusuran atau relokasi, maka pihaknya akan menentangnya. Ia juga menggarisbawahi bahwa, masyarakat jangan diganggu.

"Kalu diganggu, kami akan bersuara. Ini bukan hanya tentang proyek, ini tentang kemaslahatan dan kebermanfaatan bagi masyarakat. Kalau di awal sudah ada upaya penggusuran, itu sama saja dengan meniadakan masyarakat yang sudah lama di sini. Kami akan meminta lebih besar dari itu, yaitu tolak dan batalkan PSN ini," ungkapnya.

Untuk itu, LAM Batam bersama LAM Kepri mendesak agar proyek ini ditinjau kembali, agar tidak mengorbankan masyarakat. Ketua LAM Batam menegaskan akan terus berjuang agar kampung-kampung tua tidak digusur demi kepentingan investasi atau proyek apapun.

Sebagai langkah lanjutan, LAM Batam berencana untuk menyurati Presiden dan mengajak semua pihak terkait, termasuk wakil rakyat dari Dapil Kepri, untuk bersama-sama mencari solusi yang lebih baik bagi masyarakat.

"Mari kita komunikasi bersama, kami mengajak Datuk Sri untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang baik. Kami akan terus memperjuangkan hak masyarakat dan menjaga agar kampung-kampung tua tetap ada," tutup Raja Muhammad Amin.

Editor: Yudha