Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Targetkan 3 Juta Serapan Tenaga Kerja dari Investasi di Tahun 2025, Kepri Jadi Prioritas
Oleh : Aldy
Sabtu | 25-01-2025 | 14:04 WIB
Ansar-Todotua.jpg Honda-Batam
Wamen Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Todotua Pasaribu, didampingi Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, usai menghadiri acara peletakan batu pertama PT Batam Timah Sinergi (BTS) di Kota Batam, Jumat (24/1/2025). (Foto: Aldy)

BATAMTODAY.COM, Batam - Pemerintah terus memperkuat upaya menarik investasi sebagai pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional. Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Todotua Pasaribu, mengungkapkan target ambisius serapan tenaga kerja sebanyak 3 juta orang pada tahun 2025 melalui peningkatan investasi, baik dari Penanam Modal Asing (PMA) maupun Penanam Modal Domestik (PMD).

"Dengan meningkatnya investasi, dampaknya akan langsung terlihat pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan serapan tenaga kerja. Hal ini menjadi fokus utama kami dalam menjaga stabilitas ekonomi," ujar Todotua, saat menghadiri acara peletakan batu pertama PT Batam Timah Sinergi (BTS) di Kota Batam, Jumat (24/1/2025).

Kepri Jadi Pusat Perhatian Investasi

Todotua menegaskan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi salah satu wilayah prioritas dalam agenda nasional investasi. Di tahun 2024, investasi yang terealisasi mencapai Rp 1.650 triliun dan mampu menciptakan lebih dari 500 ribu lapangan kerja. Pemerintah optimis bahwa Kepri memiliki potensi besar untuk terus menarik minat investor dengan berbagai sektor strategisnya.

"Sumber daya di Kepri, seperti industri timah, bauksit, dan alumina, serta potensi energi terbarukan seperti pabrik solar panel dan industri semikonduktor, akan terus dikembangkan melalui pendekatan hilirisasi," jelas Todotua.

Selain itu, pemerintah juga tengah mempersiapkan pengembangan pusat data (data center) di kawasan ini, yang akan menjadi penunjang penting transformasi digital.

Fokus pada Hilirisasi Ekonomi

Todotua menyoroti pentingnya hilirisasi sebagai strategi utama transformasi ekonomi. Menurutnya, hilirisasi tidak hanya meningkatkan volume investasi tetapi juga memberikan nilai tambah (value added) pada produk-produk yang dihasilkan.

"Indonesia memiliki sumber daya melimpah, seperti timah dengan cadangan nomor dua dunia dan nikel terbesar dunia. Tantangan utamanya kini adalah fokus dan niat kita untuk mengoptimalkan potensi ini melalui hilirisasi," tuturnya.

Dukungan dari Pemerintah Daerah

Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menyambut baik langkah pemerintah pusat dalam mempercepat investasi dan hilirisasi di wilayahnya. Ia menegaskan bahwa proyek-proyek strategis ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kepri.

"Kami berharap pemerintah pusat terus memberikan dukungan nyata, terutama dalam memperluas kawasan perdagangan bebas seperti yang ada di Batam, agar manfaat ekonomi dapat dirasakan lebih merata, termasuk di Bintan dan Karimun," ujar Ansar.

Ansar juga menjelaskan posisi strategis Kepri yang berada di jalur perdagangan internasional, yaitu Selat Malaka. Dengan lebih dari 860.000 kapal dan 70 juta kontainer yang melintasi selat ini setiap tahun, Kepri memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global.

Dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap investasi di Kepri diharapkan tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi jangka pendek tetapi juga menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Dengan target 3 juta tenaga kerja pada 2025, agenda investasi ini menjadi harapan baru bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Kepri.

Editor: Gokli