Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tahun Banteng
Oleh : Redaksi
Rabu | 01-01-2025 | 09:24 WIB
01-01_tahun-banteng-disway_023498.jpg Honda-Batam
Ilustrasi Catatan Dahlan Iskan tentang pergulatan politik di Tahun Ular 2025. (Foto: Disway.id)

Oleh Dahlan Iskan

TAHUN Ular 2025 sepenuhnya akan jadi "Tahun Banteng". Dengan pelaku utama shio Babi dan shio Kerbau.

Pemain figurannya banyak sekali: segala macam lambang pewayangan ada di situ. Termasuk Adipati Karno, Nakulo-Sadewo, dan para Sengkuni politik.

Tahun 2025 juga tahun persimpangan jalan --bagi PDI-Perjuangan. Alam sudah mengatur begitu. Megawati berusia 77 tahun.

Anda sudah tahu makna 77.

Di umur segitu Megawati memang masih cantik --apalagi kalau lagi mencep-- masih keras, teguh, dan penuh semangat. Tapi 77 tetaplah bukan 50: ketika perlawanan terhadap diktator Soeharto dia kibarkan tinggi-tinggi.

Di saat ketua umumnya berusia 77 itulah PDI-Perjuangan akan berkongres: April 2025. Tinggal tiga bulan lagi.

Setelah pesta tahun baru selesai, mulailah banyak pihak berhitung: siapa naik, siapa turun.

Angin juga mulai bertiup. Di musim hujan di bulan Januari biasanya angin berubah menjadi lexus --istilah pelawak untuk lesus. Yakni angin kencang bercampur hujan deras. Hasilnya: pohon bertumbangan dan banjir bandang.

Angin serupa akan menimpa PDI-Perjuangan.

Di perjuangan tahun 1997, banyak ksatria bawah tanah di partai itu yang menyangga bumi.

Mereka adalah anak-anak muda yang bergerak di bawah tanah dengan sangat militan. Lebih militan daripada kader-kader PK saat itu --yang kelak jadi PKS.

Mereka kini sudah berusia 65 tahun dan sekitarnya. Sudah banyak yang jadi mantan: mantan wali kota, mantan anggota DPR, mantan menteri, dan bahkan mantan Banteng.

Posisi politik mereka juga sudah berdiaspora. Masih ada yang "pejah gesang nderek Bu Mega", tapi juga sudah banyak yang nderek angin mamiri --ke mana angin bertiup ke sanalah perahu meluncur.

Keadaan menjadi begitu darurat. Setiap kali Kongres selalu saja situasinya sangat penting: harus Ibu Mega lagi. Dari kongres ke kongres.

Kongres kali ini tentu lebih genting lagi. Alasan lebih kuat agar Ibu Mega dipilih kembali secara aklamasi.

Itu akan terjadi: kalau usia Ibu Mega tidak 77 tahun.

Itu akan terjadi: kalau Sekjen Hasto Kristiyanto tidak terkena masalah di Harun Masiku.

Itu akan terjadi: kalau Tolak Angin bisa bersatu dengan Antangin untuk melawan segala jenis masuk angin.

Tanda-tanda masuk angin itu begitu nyata: perut mulai kembung, kepala mulai pusing.

Para pemuda yang dulu bergerak di bawah tanah sudah mulai ada yang terbang ke mana-mana untuk ikut meniup angin agar lesus lebih kencang.

Maka Anda pun sepakat: tahun ular 2025 akan jadi tahun Banteng.*

Penulis adalah wartawan senior Indonesia