Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Politik Ular
Oleh : Redaksi
Senin | 30-12-2024 | 08:24 WIB
30-12_politik-ular-disway-03848878.jpg Honda-Batam
Ilustrasi catatan Dahlan Iskan terkait pertarungan politik yang terjadi di tahun ular 2025. (Foto: Disway.id)

Oleh Dahlan Iskan

APA boleh buat: tahun depan --dimulai besok lusa-- masih akan jadi tahun politik. Kasihan ekonomi.

Tahun 2024 --yang segera kita tendang-- juga tahun politik. Tapi politiknya enak: banyak pembagian bansos.

Tahun 2025 politiknya politik pahit: hoping ciak kuping. Sahabat kok saling gigit telinga.

Gigit-gigitannya pun bisa lama. Bisa sampai daun telinga para para pihak keripis semua. Meski daun telinga tidak penting tapi tanpa telinga orang ibarat rumah tanpa jendela.

Siapa yang kena gigit lebih dulu? Tergantung shio mereka. Jokowi, sebagai orang yang bershio kerbau, bukan termasuk yang beruntung banget di tahun ular: itu menurut ramalan yang berlaku mulai akhir Januari 2025.

Tapi menurut pendapat yang saya kutip di bawah ini, shio kerbau itu hebat: "Lahir pada tahun 1961 mengartikan Jokowi bershio kerbau. Shio ini diketahui memiliki hati yang mulia, suka menolong, sabar, dan mandiri. Saat dihadapkan dengan kasus, shio kerbau dapat mengaturnya dengan tertib dan penuh tanggung jawab".

Jokowi punya shio yang sama dengan Bung Karno, ayah Megawati.

Megawati sendiri bershio babi. Babi api. Apakah daun telinga Megawati yang akan kena gigit duluan?

Menurut ramalan hongsui, shio babi juga bukan shio yang sangat beruntung di tahun ular ini. Anda sudah tahu: yang paling beruntung di "tahun ular kayu" nanti adalah pemilil shio kelinci. Juga macan.

Tapi pemilik shio babi seperti Megawati juga hebat. Saya kutipkan pula pendapat peramal tentang shio Megawati itu. Ini sudah banyak dimuat di medsos: "Shio babi-api sosok yang pemberani, enerjik, emosional, kuat, perkasa, dan bertekad baja. Ia mampu mencapai tingkat kemajuan tertinggi atau sebaliknya jatuh tanpa ampun ke dalam jurang kenistaan, tergantung jalan yang dipilihnya dan seberapa ketat tali kekang yang mengontrol energi dan nafsunya yang besar.

Shio Babi Api tidak pernah gentar terhadap orang yang tak dikenalnya. Ia optimistis, mudah percaya, dan dipercaya. Ia akan mencoba peruntungan di segala bidang dan mengatasi berbagai rintangan. Motivasinya adalah cinta kasih.

Ia akan berusaha mengumpulkan kekayaan supaya dapat menciptakan gaya hidup yang berkelas tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi seluruh anggota keluarganya. Ia tak segan berbuat baik sekalipun pada orang yang tak dikenalnya. Ia dermawan. Dalam keadaan negatif, shio Babi Api bisa menjadi keras kepala".

Sebenarnya dua kubu yang saling serang itu antara Megawati plus partainyi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tapi entah mengapa Jokowi dianggap pihak yang berada di balik KPK --mungkin antara lain karena KPK sekarang dibentuk di akhir masa pemerintahan Jokowi.

Maka setelah KPK menetapkan Sekjen PDI-Perjuangan Dr Hasto Kristiyanto sebagai tersangka dalam kasus buron Harun Masiku, partai Megawati itu menyerang balik Jokowi. Bukan menyerang KPK.

Belum ada komentar dari pihak Jokowi dan keluarga. Tapi KPK sudah menegaskan kasus Hasto ini dijamin akan sampai ke pengadilan.

Jaminan itu rupanya perlu disampaikan. Publik memang ragu: jangan-jangan kasus Hasto akan digantung di atas awan. Terutama setelah ada ancaman "bongkar-bongkar" dari kubu PDI-Pejuangan.

Hasto diberitakan sudah mengumpulkan sejumlah bukti dan video. Akan dibongkar. Bukti itu tidak akan bisa dilenyapkan. Katanya: sudah disimpan oleh wanita vokal yang kini tinggal di Rusia. Anda sudah tahu siapa dia: Connie Rahakundini Bakrie --tidak ada hubungan dengan keluarga Aburizal Bakrie.

Hasto sendiri sudah siap dengan risiko apa pun, termasuk masuk penjara. Ia akan terus menegakkan kebenaran dan keadilan. Ia membandingkannya dengan masuk penjaranya Bung Karno.

Rupanya Hasto "membelokkan" kasusnya ke perjuangan partai seperti Bung Karno saat membela partai yang ia dirikan: PNI --Partai Nasional Indonesia, kelak menjelma menjadi PDI dan lantas PDI-Perjuangan.

Hasto terlihat membawa perkaranya ini menjadi perkara partai. Bukan perkara pribadi. Berarti Hasto akan satu barisan dengan partai dalam menghadapi perkaranya.

KPK sendiri sudah mengisyaratkan akan memanggil Megawati sebagai saksi. Tentu ini langkah yang sangat sensitif --bagi partai itu.

Sekjen dan ketua umum harus diperiksa KPK. Masih ditambah satu ketua lagi yang juga mantan menteri hukum dan HAM: Yasonna Laoly.

Lepas Megawati dan Yasonna belum tentu jadi tersangka, tapi martabat partai sudah terganggu. Martabat. Bukan legal-formal. Martabat bisa lebih penting dari legal formal.

Martabat bisa segala-galanya. Apalagi terjadi menjelang Kongres PDI-Perjuangan: bisa-bisa kongresnya ditunda. Apalagi kalau ada indikasi kongres itu akan jebol oleh intervensi.

Harapan tahun ular jadi tahun ekonomi ternyata kalah lagi oleh politik. Sebenarnya itu politik satu kandang. Kandang banteng. Tapi saling seruduknya seperti dua banteng yang saling terluka. Ular pun menyisih ke luar kandang.*

Penulis adalah wartawan senior Indonesia