Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Icon 'Welcome to Batam' Terancam Hilang, Wisatawan Mancanegara Kecewa
Oleh : Aldy
Jum\'at | 27-12-2024 | 13:44 WIB
WTB-Ruko.jpg Honda-Batam
Tulisan besar 'Welcome to Batam' (WTB) yang selama ini menjadi ikon Kota Batam di Bukit Clara, Kelurahan Teluk Tering, kini tertutup bangunan ruko. (Dok Batamtoday.com)

BATAMTODAY.COM, Batam - Tulisan besar 'Welcome to Batam' (WTB) yang selama ini menjadi ikon Kota Batam di Bukit Clara, Kelurahan Teluk Tering, Kecamatan Batam Kota, kini semakin terancam kehilangan daya tariknya.

Bangunan ruko yang berdiri di sekitarnya menutupi pemandangan landmark ikonik tersebut. Hal ini telah emicu kekecewaan wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Saya ke Batam memang ingin berfoto di WTB. Tapi sekarang pemandangannya tidak sebagus dulu. Ada bangunan ruko yang membuat foto jadi tidak menarik," ujar Noh, seorang wisatawan asal Malaysia, Sabtu (14/12/2024).

Kekecewaan serupa juga dirasakan wisatawan domestik. Tulisan besar ini, yang sering dianggap setara dengan ikon tulisan 'Hollywood', sebelumnya menjadi daya tarik utama para pelancong. Namun, dengan pemandangan yang kini terhalang bangunan, ikon WTB mulai tercoret dari daftar tujuan wisata agen perjalanan.

Dibangun pada 2010 dengan anggaran APBD Kota Batam sebesar Rp 472 juta, tulisan WTB menjadi simbol kebanggaan kota yang dijuluki 'kalajengking besar'. Huruf-huruf setinggi 10 meter ini awalnya berdiri megah di atas Bukit Clara dan menjadi salah satu spot foto favorit wisatawan.

Namun, perkembangan kawasan sekitar, terutama pembangunan ruko setinggi tiga lantai (yang direncanakan mencapai lima lantai), mengurangi estetika landmark tersebut. Kini, WTB tidak lagi menjadi tempat yang sempurna untuk foto kenang-kenangan wisatawan.

Surya Wijaya, Ketua Asosiasi Pariwisata Bahari Indonesia (Aspabri) Provinsi Kepri, mengungkapkan bahwa hampir semua agen perjalanan kini mencoret WTB dari daftar kunjungan wisatawan.

"WTB sebelumnya menjadi destinasi utama sebelum wisatawan melanjutkan perjalanan ke Jembatan Barelang. Sekarang, karena pemandangannya terganggu, mereka lebih memilih destinasi lain," ujarnya, Jumat (27/12/2024).

Selain itu, Surya menyoroti dampak besar terhadap pelaku UMKM di sekitar kawasan WTB. Ratusan pedagang yang menggantungkan hidupnya pada kunjungan wisatawan kini harus menghadapi penurunan omzet akibat menurunnya jumlah pengunjung.

"Kami berharap pemerintah dan pengembang segera mencari solusi konkret agar ikon ini bisa kembali seperti semula," harapnya.

Buralimar, pemerhati pariwisata, menekankan pentingnya menjaga Bukit Clara tidak hanya sebagai tempat ikon WTB, tetapi juga sebagai situs sejarah. Di bukit ini terdapat patok peninggalan zaman Belanda yang menjadi bukti penting sejarah Batam. "Pelestarian Bukit Clara adalah tanggung jawab bersama. Ini bukan hanya soal tulisan, tetapi juga bagian dari identitas dan sejarah kota," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, Ardiwinata, mengaku telah menerima banyak keluhan terkait ikon WTB. Ia menyatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk mencari solusi terbaik.

"WTB adalah simbol yang berkontribusi besar terhadap sektor pariwisata dan UMKM. Kami berkomitmen untuk mempertahankannya sebagai daya tarik utama wisata Batam," ungkap Ardi.

Berbeda dengan Ardi, Wali Kota Batam terpilih, Amsakar Achmad, menyatakan baru akan memberikan tanggapan resmi setelah pelantikannya pada Februari 2024. "Kami akan mengevaluasi ini bersama tim setelah pelantikan," ujarnya.

Para wisatawan berharap pemerintah segera menyelamatkan ikon ini. Kehilangan WTB tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tetapi juga mengurangi daya tarik Batam sebagai kota modern dan bersejarah.

Jika langkah konkret tidak segera diambil, tulisan "Welcome to Batam" dikhawatirkan akan hilang dari peta pariwisata, menyisakan kenangan hanya dalam foto-foto lama.

Editor: Gokli