Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Presiden Prabowo Serukan Persatuan Negara Muslim di KTT D-8 Mesir
Oleh : Redaksi
Jum\'at | 20-12-2024 | 14:24 WIB
KTT-D-8.jpg Honda-Batam
Presiden Prabowo Subianto, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8) di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, pada Kamis (19/12/2024). (Foto: Setkab)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyerukan pentingnya persatuan dan kerja sama di antara negara-negara Muslim dalam pidatonya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8).

Bertempat di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo, pada Kamis (19/12/2024), Presiden menyoroti kurangnya solidaritas dalam menghadapi isu-isu krusial seperti perdamaian dan kemanusiaan.

Presiden Prabowo secara langsung mengkritik lemahnya langkah konkret dalam mendukung negara-negara Muslim yang tengah berjuang, seperti Palestina dan Suriah. "Kita selalu menyatakan dukungan untuk Palestina, Suriah, tapi dukungan yang seperti apa?" tanya Presiden dalam pidatonya, demikian dikutip laman Setkab.

Menurutnya, pernyataan dukungan dan bantuan kemanusiaan saja tidak cukup tanpa diiringi dengan tindakan nyata yang dapat menciptakan perubahan. "Ketika saudara kita kesusahan, kita memberikan pernyataan dukungan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan. Maaf ini opini saya, tapi mari kita lihat realitasnya. Kita harus bekerja sama, menyamakan suara, dan tidak terpecah belah," tegasnya.

Presiden Prabowo juga mengkritik keberlanjutan strategi devide et impera yang melemahkan solidaritas antarnegara Muslim. Ia menyoroti konflik internal yang masih sering terjadi di antara negara-negara Muslim, menyebutnya sebagai hambatan besar dalam mencapai tujuan bersama.

"Kapan ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu Palestina kalau kita saling bermusuhan antarsesama? Mari kita jujur kepada rakyat kita," ujarnya, dengan penuh penekanan.

Presiden juga menyoroti diskriminasi terhadap umat Muslim di kancah internasional, termasuk pengabaian isu hak asasi manusia. Menurutnya, dunia internasional sering kali tidak memberikan penghormatan yang sama terhadap suara negara-negara Muslim.

"Hak asasi manusia bukan untuk orang Muslim. Ini kenyataannya, sangat menyedihkan. Mari kita kerjakan apa yang kita bisa, tapi tetap lihat realitanya dan jujur dengan diri kita sendiri," lanjut Presiden.

Sebagai penutup, Presiden Prabowo kembali menekankan pentingnya persatuan dan kerja sama erat di antara negara-negara Muslim. Ia menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi yang lebih kuat di tingkat global.

"Indonesia akan berusaha semaksimal mungkin, dengan cara apapun yang kita bisa, tapi saya mendorong persatuan. Saya mendorong kerja sama," tandasnya.

Pidato Presiden Prabowo menjadi seruan mendalam untuk refleksi bersama, menggarisbawahi perlunya tindakan nyata demi masa depan yang lebih baik bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Editor: Gokli