Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Batam Menuju Generasi Emas, Amsakar Prioritaskan Intervensi Tepat untuk Atasi Stunting
Oleh : Aldy Daeng
Kamis | 12-12-2024 | 14:44 WIB
Merajut-Kasih.jpg Honda-Batam
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) ke-II TPPS 2024 di Kantor Wali Kota Batam pada Kamis (12/12/2024). (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Batam - Wakil Wali Kota sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Batam, Amsakar Achmad, menegaskan komitmennya dalam membangun generasi Batam yang sehat dan bebas dari stunting.

Hal ini disampaikan Amsakar saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) ke-II TPPS 2024 di Kantor Wali Kota Batam pada Kamis (12/12/2024). Rakor tersebut dihadiri oleh jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, lurah, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Dalam sambutannya, Amsakar menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk menangani stunting secara efektif dan berkelanjutan. "Penurunan stunting bukan hanya soal angka, tetapi memastikan bahwa setiap intervensi memberikan dampak nyata di masyarakat," ujar Amsakar, yang juga telah terpilih sebagai Wali Kota Batam untuk periode 2025-2030.

Dalam empat tahun terakhir, Batam mencatat kemajuan signifikan dalam menurunkan prevalensi stunting. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Batam pada 2021 berada di 16,1%, lebih rendah dibanding rata-rata nasional 24,4%. Pada 2022, prevalensi turun menjadi 15,2%, melampaui rata-rata Provinsi Kepulauan Riau yang berada di 15,5%.

Kemajuan ini terus berlanjut. Pada 2023, angka stunting di Batam turun drastis menjadi 2,35% menurut e-PPGBM, dengan hanya 1.229 anak yang terindikasi stunting. Tren positif tersebut berlanjut pada 2024, dengan prevalensi turun menjadi 1,23%.

"Capaian ini adalah hasil kerja keras bersama, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga berbagai pihak terkait. Namun, kita tidak boleh lengah. Masih banyak yang harus kita lakukan," tegas Amsakar.

Amsakar menyoroti pentingnya pendekatan yang menyentuh akar permasalahan stunting. Ia menyebut edukasi dan pendampingan kepada keluarga, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan, sebagai langkah krusial.

"Intervensi harus dimulai sejak perencanaan pernikahan hingga masa awal kelahiran anak. Pendampingan ini memastikan keluarga memiliki pengetahuan dan akses terhadap gizi yang cukup," katanya.

Selain itu, Amsakar mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus berkolaborasi, memperkuat sinergi lintas sektor, dan menjaga komitmen bersama. Ia optimistis, dengan kerja keras semua pihak, Batam dapat menjadi kota percontohan nasional dalam penanganan stunting.

Amsakar menyampaikan keyakinannya bahwa Batam mampu mencapai target prevalensi stunting di bawah 10,8% pada 2024. Dengan kolaborasi dan komitmen yang kuat, ia percaya generasi muda Batam akan tumbuh menjadi individu yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

"Bersama, kita menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Batam. Generasi sehat tanpa stunting adalah pondasi untuk membangun kota yang lebih maju dan kompetitif," tutupnya.

Melalui pendekatan yang berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor, Kota Batam tidak hanya mencatatkan prestasi dalam menurunkan angka stunting, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kota-kota lain dalam mewujudkan generasi emas Indonesia.

Editor: Gokli