Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lakukan Pelanggaran Berat, PDIP Resmi Pecat Effendi Simbolon
Oleh : Redaksi
Minggu | 01-12-2024 | 08:36 WIB
Effendi_simbolon.jpg Honda-Batam
Politikus senior PDIP yang jadi anggota Dewan dari 2004-2024 , Effeni Simbolon dipecat dari PDIP karena dianggap melanggar kode etik dan AD/ART partai

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi memecat Effendi Simbolon usai politisi itu mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub Jakarta 2024. Pemecatan itu dikonfirmasi Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat.

Ia memastikan bahwa Effendi sudah tidak menjadi kader PDIP lagi karena melanggar kode etik dan AD/ART partai. "Benar, PDIP memecat Effendi Simbolon karena dukung RK-Suswono. Melanggar kode etik serta AD/ART partai," kata Djarot Saeful Hidayat.

Pemecatan Effendi Simbolon tak lepas dari sikapnya dalam Pilgub Jakarta yang menyita perhatian publik beberapa waktu lalu.

Pemecatan terhadap politikus senior PDIP yang jadi anggota Dewan dari 2004-2024 itu berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Nomor 1648/KPTS/DPP/XI/2024.

Sikap Effendi tersebut merupakan pembangkangan terhadap ketentuan, keputusan, dan garis kebijakan PDIP, yang merupakan pelanggaran kode etik dan disiplin partai, sehingga dikategorikan sebagai pelanggaran berat.

Sebab, Effendi ikut hadir saat Presiden ke-7 RI Joko Widodo bertemu calon gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil di Cempaka Putih, Jakarta, Senin (18/11/2024) malam.

Padahal, Effendi saat itu masih berstatus kader PDIP yang mengusung Pramono Anung dan Rano Karno sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta.

Manuver Effendi juga pernah menyita perhatian publik pada Pilpres 2024. Effendi mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Padahal, saat itu PDIP mengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Politisi bernama lengkap Effendi Muara Sakti Simbolon ini lahir di Banjarmasin, 1 Desember 1964. Dia mengenyam pendidikan sarjana di Manajemen Perusahaan Universitas Jayabaya pada 1982-1988.

Effendi berkarier di sejumlah perusahaan swasta sesudah lulus. Dia juga pernah menjadi konsultan PT Pupuk Kaltim pada 1997-1999.

Ia kemudian terjun ke dunia politik dengan menjadi kader PDIP. Effendi lantas menjadi anggota DPR RI Fraksi PDIP selama empat periode sejak 2004.

Saat menjadi anggota DPR, Effendi Simbolon kerap muncul di publik karena pernyataan yang memicu kontroversi. Sebut saja ketika ia menyebut TNI sebagai gerombolan dalam salah satu rapat di DPR pada 2022.

"Kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, yang insubordinary, disharmoni, ketidakpatuhan. Ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya. Tidak ada kepatuhan," kata Effendi pada rapat 5 September 2022.

Effendi Simbolon juga pernah diusung PDIP untuk menjadi calon gubernur Sumatera Utara pada 2013. Pada saat itu, ia berpasangan dengan Jumiran Abdi yang merupakan politisi senior Sumatera Utara.

Namun, pasangan Effendi-Jumiran kalah di Pilgub Sumut 2013. Mereka keok dari Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi dengan 33 persen suara.

Berikut jejak kontroversi Effendi Simbolon sebelum dipecat:

1. Undang Prabowo Acara Rakernas Simbolon

Effendi Simbolon yang diketahui mengundang Prabowo Subianto dalam Rakernas Marga Simbolon pertengahan 2023. Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto ketika itu menegaskan bahwa seluruh kader partainya harus tegak lurus mendukung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.

"Pak Komarudin Watubun selaku ketua DPP Bidang Kehormatan juga akan melakukan klarifikasi, karena kami ini kan Partai Demokrasi Indonesia, sehingga semuanya akan dilakukan klarifikasi agar disiplin partai ditegakkan," ujar Hasto di Rumah Aspirasi, Jakarta, Sabtu (9/7/2023).

Sementara itu putra Effendi Simbolon, Gradio Simbolon mengaku kagum dengan sosok Prabowo. Effendi menerangkan kepada Prabowo kalau Dio merupakan lulusan AS. Dari sana, Dio berkesempatan secara langsung melakukan perbincangan dengan Prabowo yang dimulai dengan menerangkan kuliahnya di San Diego.

Prabowo turut menanyakan berapa lama Dio menjalani perkuliahan, yang langsung dijawab 3,5 tahun oleh Dio. Setelah itu, Effendi mempersilakan Dio untuk menyatakan kebanggaan dan kekaguman langsung kepada Prabowo.

2. Sebut Prabowo Cocok Nahkodai Indonesia

Effendi Simbolon menyebut Prabowo Subianto merupakan sosok yang layak memimpin Indonesia. Effeni menganggap Prabowo merupakan figure yang andal.

Pernyataan itu disampaikan Effendi pada Juli 2023 lalu saat Rakerna Simbolon. Effendi mengaku punya tanggung jawab moral untuk menyampaikan hal tersebut meski pun ia merupakan kader PDIP. Sikap Effendi Simbolon berseberangan dengan PDIP yang saat itu mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.

3. Effendi tak Masuk Daftar Caleg
Meski sudah malang melintang di Senayan lewat PDIP, tapi pada Pileg 2024 Effendi tidak masuk dalam daftar calon legislatif. Ia tak menyebutkan soal pertikaiannya di PDIP yang membuatnya tidak maju.

Kepada wartawan ia hanya mengatakan bahwa keputusan tak maju merupakan kesadaran pribadi. Ia mengaku sudah 20 tahun di DPR RI dan ingin memberikan kesempatan kepada anak muda.

4. Hadir Deklarasi RK
Effendi Simbolon hadir saat pertemuan Jokowi dan calon gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil di Cempaka Putih, Jakarta pada 18 November 2024 lalu. Ketua Tim Pemenangan RIDO saat itu menyatakan bahwa Effendi merupakan kader PDIP yang dukung RK di Jakarta. Effendi disebut akan membawa 7.000 orang batak di Jakarta untuk mencoblos Ridwan Kamil.

5. Resmi Dipecat PDIP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan resmi memecat Effendi Simbolon karena memberikan dukungan kepada calon kepala daerah DKI Jakarta yang tidak didukung partainya, yakni Ridwan Kamil (RK) dan Suswono.

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat membenarkan pemecatan Effendi Simbolon dari anggota partai berlambang banteng hitam dengan moncong putih tersebut "Benar, yang bersangkutan (Effendi Simbolon) sudah dipecat dari anggota partai karena pelanggaran kode etik, disiplin partai, dan Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) partai," kata Djarot.

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Nomor 1648/KPTS/DPP/XI/2024 yang diterima ANTARA, Effendi dipecat karena dinilai tidak mengindahkan instruksi DPP PDIP terkait rekomendasi calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dari PDIP pada Pilkada 2024 dengan mendukung calon kepala daerah dari partai politik lain (RK-Suswono).

Menurut DPP PDIP, sikap Effendi tersebut merupakan pembangkangan terhadap ketentuan, keputusan, dan garis kebijakan PDIP, yang merupakan pelanggaran kode etik dan disiplin partai, sehingga dikategorikan sebagai pelanggaran berat.

"Oleh karenanya, DPP Partai memandang perlu untuk menerbitkan surat keputusan pemecatan terhadap saudara Effendi Muara Sakti Simbolon dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," tulis surat tersebut.

Editor: Surya