Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Setelah Tiga Dekade, Festival Istiqlal Siap Dihidupkan Kembali dengan Semangat Baru
Oleh : Redaksi
Sabtu | 16-11-2024 | 12:04 WIB
FGD-Fetival-Istiglal.jpg Honda-Batam
Staf Khusus Menteri Agama, Farid Saenong, dalam Focus Group Discussion (FGD) 'Road to Festival Istiqlal III' yang digelar di Jakarta pada Rabu (13/11/2024). (Kemenag)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Setelah absen selama lebih dari 30 tahun, Kementerian Agama (Kemenag) berencana untuk menghidupkan kembali Festival Istiqlal, sebuah perayaan seni dan budaya Islam Indonesia.

Rencana ini mulai digodok melalui Focus Group Discussion (FGD) bertajuk 'Road to Festival Istiqlal III' yang digelar di Jakarta pada Rabu (13/11/2024). Diskusi ini melibatkan penyelenggara Festival Istiqlal I dan II, serta Staf Khusus Menteri Agama, Farid Saenong.

Farid Saenong menegaskan, Festival Istiqlal memiliki potensi besar untuk menjadi ajang seni budaya Islam berkelas internasional. "Festival Istiqlal dapat dikembangkan menjadi event seni budaya Islam Indonesia yang mendunia, dengan tetap menampilkan kekayaan budaya lokal sebagai fondasi utamanya," ujarnya, demikian dikutip laman Kemenag, Jumat (15/11/2024).

Menurut Farid, Festival Istiqlal harus mencerminkan kondisi batin masyarakat Islam Indonesia, termasuk kritik sosial yang menjadi bagian dari kebudayaan. Ia berharap festival ini tidak hanya menjadi panggung seni, tetapi juga memengaruhi perkembangan seni budaya lokal dengan tetap mengusung nilai-nilai modernitas.

"Festival ini diharapkan menjadi wadah ekspresi bagi para seniman sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih menghargai keberagaman seni budaya Islam di Indonesia," tambahnya.

Amirullah, Kasubdit Bina Penyuluh Agama Islam yang mewakili Direktur Penerangan Agama Islam, menyebut FGD ini sebagai langkah awal untuk merancang kebangkitan Festival Istiqlal. Ia menekankan pentingnya festival ini sebagai alat pelestarian dan inovasi seni budaya Islam serta memperkuat diplomasi budaya Indonesia di panggung internasional.

"Festival ini mencerminkan Islam yang hidup dan menjadi simbol kebudayaan Islam Nusantara yang unik di Asia Tenggara. Dengan menghidupkannya kembali, kita bisa memperkuat posisi seni budaya Islam Indonesia di dunia," jelas Amirullah.

Festival Istiqlal sebelumnya telah digelar pada 1991 dan 1995, menampilkan berbagai kekayaan budaya Islam khas Indonesia. Konsep festival ini tetap akan mempertahankan gabungan seni tradisional dan modern, menjadikannya sebagai ruang inklusif bagi berbagai ekspresi budaya Islam.

"Festival ini akan menjadi rumah besar yang menyatukan beragam ekspresi seni-budaya Islam, tak hanya dari Indonesia tetapi juga dari negara-negara Islam lainnya," tutup Amirullah.

Dengan persiapan matang dan dukungan para ahli, Festival Istiqlal III diharapkan dapat kembali menjadi simbol kebudayaan Islam Indonesia yang tidak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga dihormati di tingkat global.

Editor: Gokli