Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

KKP Yakin Susu Ikan Jadi Sumber Protein Alternatif bagi Masyarakat
Oleh : Redaksi
Kamis | 31-10-2024 | 10:24 WIB
Menteri-Trenggono.jpg Honda-Batam
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam webinar nasional bertajuk 'Mengenal Kandungan Gizi Susu Ikan' yang diselenggarakan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, Jumat (27/9/2024). (KKP)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimistis bahwa susu ikan dapat menjadi alternatif sumber protein bagi masyarakat Indonesia, mengingat kandungan proteinnya yang lebih tinggi dibandingkan protein dari sumber non-ikan.

Keyakinan ini disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam webinar nasional bertajuk 'Mengenal Kandungan Gizi Susu Ikan' yang diselenggarakan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, Jumat (27/9/2024).

Indonesia saat ini menghasilkan sekitar 20-25 juta ton ikan per tahun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 2%. "Sektor perikanan menjadi salah satu sumber protein penting dalam pola makan masyarakat Indonesia, dan masih ada peluang untuk memperluas pemanfaatannya," ungkap Menteri Trenggono, demikian dikutip laman KKP.

Untuk menjawab tantangan pola makan yang menghindari ikan karena bau amis atau alergi, KKP mengembangkan Hidrolisat Protein Ikan (HPI), yang menjadi bahan baku susu ikan. Melalui teknologi ultrafiltrasi, HPI mampu menghilangkan komponen yang menyebabkan bau amis dan alergi, sehingga susu ikan menjadi lebih aman dan diterima masyarakat. Produk seperti minuman protein ikan 'SURIKAN' kini hadir sebagai pilihan bebas laktosa yang kaya akan Omega-3, EPA, dan DHA, serta diperkaya asam amino esensial dan non-esensial.

Dalam produksinya, KKP menggunakan ikan yang ekonomis, beredible portion rendah, dan tersedia sepanjang tahun seperti ikan Selar. Potensi ikan selar yang melimpah, terutama di wilayah Maluku dan Sulawesi Utara, menjadikannya bahan utama yang stabil dan murah untuk susu ikan. Dengan kandungan 7 gram protein per takaran saji 35 gram dan 49 mg Omega-3, susu ikan menawarkan alternatif yang baik dibandingkan susu sapi, terutama bagi masyarakat dengan intoleransi laktosa.

Di sisi lain, susu sapi memiliki keunggulan dalam kandungan kalsium dan lemak, menawarkan pilihan nutrisi yang berbeda sesuai kebutuhan. Inisiatif susu ikan ini, menurut Menteri Trenggono, menunjukkan potensi besar untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi menuju generasi emas 2045.

Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Prof Dr Arif Satria, menyambut positif inovasi ini, menyebutnya sebagai langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat yang terus meningkat.

Ke depannya, Menteri Trenggono berharap HPI dan susu ikan mampu menggerakkan hilirisasi perikanan dan meningkatkan daya saing produk-produk perikanan Indonesia di pasar domestik maupun internasional.

Editor: Gokli