Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Wamenkes Tekankan Pentingnya Integrasi NCC, PCC dan PSC 119 untuk Kegawatdaruratan Terpadu
Oleh : Redaksi
Jumat | 04-10-2024 | 13:44 WIB
Wamenkes-Dante2.jpg Honda-Batam
Wamenkes Prof Dante Saksono Harbuwono, dalam peluncuran sistem penanggulangan darurat terpadu yang digelar di Mataram, NTB, Selasa (1/10/2024). (Kemenkes)

BATAMTODAY.COM, Lombok - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof Dante Saksono Harbuwono, menekankan pentingnya integrasi antara National Command Center (NCC), Province Command Center (PCC), dan Public Safety Center 119 (PSC 119) dalam sistem penanggulangan kegawatdaruratan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan pilar ketiga transformasi kesehatan yang menyoroti ketahanan sistem kesehatan.

"Penguatan sistem penanggulangan kegawatdaruratan terpadu harus dilakukan melalui penguatan NCC, PCC, dan PSC 119 yang terintegrasi di seluruh kabupaten/kota," ujar Prof Dante, dalam acara peluncuran sistem penanggulangan darurat terpadu yang digelar di Mataram, NTB, Selasa (1/10/2024).

Menurut data Kementerian Kesehatan, dari Januari hingga Agustus 2024 tercatat 16.670 kasus trauma dan 23.244 kasus non-trauma. Oleh karena itu, integrasi ini diharapkan mampu mempercepat respon kegawatdaruratan pra-fasilitas kesehatan, melibatkan layanan panggilan darurat, komunikasi, tim medis responsif, dan ambulans.

Saat ini, terdapat 367 PSC di Indonesia, di mana 89 sudah terintegrasi, sementara 278 lainnya sedang dalam proses. Untuk mempercepat integrasi, Wamenkes menekankan pentingnya standar layanan sumber daya manusia, infrastruktur, dan sistem pelaporan yang konsisten. "Hari ini kita meluncurkan sistem informasi terintegrasi antara NCC, PCC, dan PSC 119 yang akan memperkuat sistem kesehatan nasional," tambah Prof Dante, demikian dikutip laman Kemenkes.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, juga menekankan pentingnya standardisasi sistem pelaporan dan koordinasi yang baik dalam sistem penanggulangan darurat ini. Menurutnya, meski ada beberapa lapisan koordinasi, standarisasi tetap menjadi kunci keberhasilan.

"Selain sistem yang terintegrasi, penting juga untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi teknis petugas PSC 119 melalui pelatihan," ujarnya.

Menurut Kunta, kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, sehingga peningkatan layanan kegawatdaruratan sangat diperlukan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi, menyampaikan apresiasinya atas pemilihan NTB sebagai tuan rumah peluncuran sistem ini. Ia menyebut ada tiga alasan utama mengapa NTB layak dipilih: keberadaan Sirkuit Mandalika, status NTB sebagai destinasi sport tourism, serta lokasinya yang berada di ring of fire, daerah rawan bencana alam.

"Sebelas dari empat belas potensi bencana ada di NTB, baik vulkanik maupun hidrometeorologi, sehingga sistem kegawatdaruratan yang terintegrasi sangat penting bagi kami," ungkap Lalu Gita.

Dengan peluncuran ini, diharapkan Indonesia dapat membangun sistem penanggulangan kegawatdaruratan yang lebih terpadu, efisien, dan efektif, baik dalam keseharian maupun dalam menghadapi bencana besar.

Editor: Gokli