Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kenali Gejala Jantung Sejak Dini, Tingkatkan Kewaspadaan
Oleh : Redaksi
Kamis | 26-09-2024 | 15:04 WIB
sakit-jantung4.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Tingginya angka penyakit kardiovaskular di Indonesia dipicu oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, pola makan tidak seimbang, hipertensi, obesitas, diabetes, serta kurangnya aktivitas fisik.

Faktor-faktor ini menjadi kontributor utama munculnya penyakit jantung koroner (PJK), yang berpotensi menyebabkan henti jantung mendadak atau sudden cardiac death pada 50% penderitanya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), dr Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5%. Penyakit jantung koroner tercatat sebesar 0,5% pada 2013. Secara global, laporan Global Status Report on NCD 2019 mencatat sebanyak 17,8 juta kematian setiap tahun, atau satu dari tiga kematian di dunia, disebabkan oleh penyakit jantung.

"Penyakit jantung iskemik menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di dunia pada 2019, dan meskipun sempat turun sedikit pada 2021 setelah Covid-19, penyakit ini tetap menjadi ancaman terbesar," ujar dr Nadia, pada acara temu media dalam rangka Hari Jantung Sedunia (HJS), Senin (23/9/2024), demikian dikutip laman Kemenkes.

Di Indonesia, stroke menjadi penyebab utama kematian. Meski demikian, jumlah kematian akibat stroke turun dari 21,8% pada 2019 menjadi 18,49% pada 2021, diikuti oleh penyakit jantung iskemik. Hal ini, menurut dr Nadia, menunjukkan pentingnya deteksi dini yang belum merata di seluruh layanan kesehatan di Indonesia.

Pada 2023, biaya kesehatan untuk penyakit katastropik, termasuk penyakit kardiovaskular, mencapai Rp 34,8 triliun, dengan alokasi terbesar untuk penyakit jantung dan stroke, yaitu Rp 22,8 triliun.

dr Nadia juga mengingatkan bahwa empat perilaku masyarakat --merokok, kurang aktivitas fisik, minim konsumsi buah dan sayur, serta konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih-- dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. "Pergeseran usia penderita penyakit jantung semakin muda karena gaya hidup yang tidak sehat," tambahnya.

Penyakit Jantung di Usia Muda

Penyakit jantung kini tidak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga usia muda. Menurut dr. Radityo Prakoso, President of Indonesian Heart Association, gaya hidup yang tidak sehat menjadi penyebab paling umum dari penyakit jantung koroner pada generasi muda.

Gejala penyakit jantung dapat berupa rasa tidak nyaman di area dada (nyeri, sesak, tertekan, terbakar), mual, muntah, keringat dingin, pusing, nyeri yang menjalar ke lengan atau punggung, kaki bengkak, mudah lelah, serta detak jantung tidak teratur. "Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika memiliki faktor risiko tinggi," kata dr Radityo.

Menurutnya, 80% kasus penyakit jantung bisa dicegah melalui gaya hidup sehat. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan berhenti merokok, rutin berolahraga, makan makanan sehat, menghindari alkohol, tidur cukup, dan menjaga berat badan ideal. Selain itu, deteksi dini melalui pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, indeks massa tubuh (IMT), dan kadar gula darah secara rutin juga penting untuk mencegah komplikasi serius.

Strategi Kesehatan Nasional

Perwakilan dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Dr. Rita Ramayulis, menekankan pentingnya pengaturan konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) untuk mencegah penyakit jantung. Konsumsi gula maksimal adalah 50 gram per hari, garam 2.000 mg per hari, dan lemak 67 gram per hari.

Kementerian Kesehatan RI telah merumuskan beberapa strategi pencegahan dan pengendalian penyakit jantung koroner dengan pendekatan PATUH dan CERDIK.

PATUH:

  • Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
  • Atasi penyakit dengan pengobatan tepat
  • Tetap diet dengan gizi seimbang
  • Upayakan aktivitas fisik yang aman
  • Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya

CERDIK:

  • Cek kesehatan secara rutin
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin beraktivitas fisik
  • Diet sehat
  • Istirahat cukup
  • Kelola stres

Kemenkes RI memperingati Hari Jantung Sedunia dengan menggelar temu media bertema global 'Use Heart, For Action' dan tema nasional 'Ayo Bergerak untuk Sehatkan Jantungmu'.

Editor: Gokli