Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Rute Hang Nadim-Pelabuhan Batu Ampar

Pemerintah Target Kereta Api di Batam Beroperasi 2017
Oleh : si
Sabtu | 20-10-2012 | 10:58 WIB

JAKARTA, batamtoday - Pemerintah menargetkan pembangunan proyek rel kereta api angkutan publik dan barang rute Bandara Hang Nadim-Pelabuhan Batu Ampar, Batam, dapat dimulai pada tahun 2014 dan pada 2017 sudah bisa beroperasi.



Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Tundjung Inderawan, mengatakan dokumen proyek senilai Rp2,4 triliun itu tengah dalam tahap penawaran ke sejumlah investor yang berminat membangun. Ditjen Perkeretaapian dan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) terus mempromosikan proyek ini baik di dalam negeri maupun perjalanan promosi di luar negeri.

"Pembangunan prasarana perkeretapian di Pulau Batam rencananya dimulai 2014, dan 2017 sudah dapat dioperasikan," kata Tunjung Inderawan di Jakarta kemarin.

Berdasarkan studi kelayakan perkeretaapian Batam yang disusun Dirjen Perkeretaapian, jelas Tundjung, pembangunan prasarana perkeretaapian pada tahap awal di Batam akan menghubungkan kawasan industri dengan Pelabuhan maupun Bandara Hang Nadim.

Nilai proyek untuk membangun prasaran tersebut hanya termasuk pembangunan rel, sistem persinyalan dan sistem kendali.

Rencana rute yang akan dibangun yaitu, Batam Center-Batu Aji-Tanjung Uncang sepanjang 17,7 Km dan Bandara Hang Nadim-Batu Ampar sepanjang 19,6 Km.

"Sudah ada kajian dari Pemda, yang paling menarik investor adalah trase Bandara ke Pelabuhan," tambahnya.

Tundjung menjelaskan sebagai tindak lanjut penandatangan kesepakatan bersama dengan BP Batam, Ditjen Perkeretaapian kini sedang menyelesaikan pelaksanaan feasibility study untuk menyusun penetapan trase (Basic Design).

Selanjutnya Pemerintah akan mendorong peran stakeholder terkait untuk berpartisipasi dalam penyusunan kelengkapan Dokumen Perencanaan Teknis (DED) sebelum dilaksanakan tahapan konstruksi fisik.

Pada tahun 2013 direncanakan dibentuk lembaga atau badan usaha lalu pada tahun 2014 hingga tahun 2016 akan dilaksanakan pekerjaan konstruksi dan pengadaan lahan.

Ia menjelaskan, pembangunan jaringan kereta api ini untuk mendukung Pulau Batam sebagai kawasan industri dan pelabuhan barang yang letaknya berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

Tundjung menambahkan proyek perkeretaapian di Batam hingga kini belum banyak mampu menarik investor untuk membiayai proyek. Menurutnya beberapa kota lain seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi beberapa langkah lebih maju dibandingkan Batam.

"Khusus Batam sampai saat ini belum ada peminat. Ini kami masih tawarkan, kalau tidak ada yang mau, kami (Pemerintah Pusat dan Daerah) yang akan bersinergi, untuk mempercepat pembangunan," paparnya.

Tundjung juga menyampaikan bahwa saat ini sedang dibentuk Gugus Tugas (Task Force) yang anggotanya direncanakan terdiri dari, Kementerian Perhubungan (Ditjen Perkeretaapian, Ditjen Perhubungan Udara, dan Pusat Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapenas dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

"Tim tersebut dibentuk untuk mengawasi pengembangan dan pembangunan perkeretaapian di Pulau Batam sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan," katanya.

Sebelumnya antara Ditjen Perkeretaapian Kemenhub dengan pihak BP Batam telah melaksanakan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian di Pulau Batam pada 27 Januari 2012.

Sedangkan  Kepala BP Batam Mustofa Widjaja mengungkapkan proyek kereta api di Batam selalu dipromosikan pihaknya setiap kesempatan agenda promosi luar negeri.

Mempercepat penyelesaian DED, lanjut dia, akan memacu investor agar serius menggarap proyek ini nantinya. "Setiap kami ke luar negeri, proyek ini termasuk yang kami indikasikan bahwa kami akan bangun ini dan kemungkinan investor bisa ikut melalui PPP. Nanti dengan ada DED, investor bisa lebih serius lagi," kata Mustofa Widjaja.