Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Dukung Penuh Optimalisasi Transformasi Digital
Oleh : Redaksi
Rabu | 21-08-2024 | 11:04 WIB
Menko-Air2.jpg Honda-Batam
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat menyampaikan keynote speech secara daring pada acara Sarasehan Nasional: Peluncuran AI Transformation Policy Manifesto, Rekomendasi untuk Optimalisasi Ekonomi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia dan ELSAM, Selasa (20/08/2024). (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Memiliki penduduk lebih dari 270 juta, Indonesia merupakan pasar yang besar untuk industri teknologi baru, termasuk Artificial Intelligence (AI).

Datareportal 2023 melaporkan bahwa terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia dengan penetrasi internet sebesar 77%, 167 juta pengguna media sosial, dan 353 juta sambungan seluler aktif. Pemanfaatan AI di Indonesia diproyeksikan akan menyumbang sekitar 12% peningkatan PDB nasional atau sebesar USD 366 miliar pada 2030 nanti.

"Saat ini, negara kita juga menduduki peringkat ke-6 dengan jumlah start-up terbesar yaitu 2.646 start-ups, dengan rincian 15 Unicorn dan 2 Decacorn. Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia siap untuk menjadi pemain utama di era Artificial Intelligence," tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat menyampaikan keynote speech secara daring pada acara Sarasehan Nasional: Peluncuran AI Transformation Policy Manifesto, Rekomendasi untuk Optimalisasi Ekonomi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia dan ELSAM, Selasa (20/08/2024), demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian.

Secara global, adopsi AI di sektor industri telah mencapai 56%, bahkan generative AI diproyeksikan berkontribusi mencapai USD 4,4 triliun per tahun pada ekonomi global. Namun, Global AI Index 2023 menunjukkan Indonesia masih menduduki peringkat ke-46 dari 62 negara. Indonesia perlu meningkatkan pembangunan infrastruktur digital untuk menjawab berbagai tantangan dalam pengembangan AI.

Tantangan pengembangan AI di Indonesia utamanya berupa ketersediaan jaringan akses internet yang belum merata, terlebih di luar Pulau Jawa. Kecepatan rata-rata Broadband Indonesia baru mencapai 28,8 Mbps untuk fixed broadband (peringkat ke-8 di ASEAN) dan 24,6 Mbps untuk mobile (peringkat ke-9 di ASEAN).

Terkait hal tersebut, Pemerintah telah membangun jaringan fiber optik Palapa Ring sepanjang 12.100 km yang telah menghubungkan 57 kab/kota di Indonesia, BTS di 1.600 titik seluruh Indonesia, dan satelit multifungsi Satria-1. Pemerintah juga akan membangun pusat data di wilayah Batam, IKN, dan Jabodetabek.

Lebih lanjut, Indonesia juga diproyeksikan akan membutuhkan 9 juta pekerja IT terampil hingga tahun 2030. Meski jumlah lulusan TIK terus meningkat, namun permintaan talenta teknologi informasi tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan talenta TIK.

Untuk itu, Pemerintah akan terus mendorong sejumlah inisiatif pengembangan talenta digital, seperti 'Program Literasi Digital Nasional Indonesia Makin Cakap Digital'. Tema-tema pelatihan digital juga disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang ada saat ini, seperti Big Data Analysis, Cybersecurity, Internet of Things, Cloud Computing, Artificial Intelligence, Augmented Reality, Virtual Reality, Machine Learning, Programming Coding, serta Digital Entrepreneurship.

Implementasi berbagai program tersebut juga dilakukan kerja sama dengan berbagai universitas dan perusahaan, baik nasional maupun internasional, yang akan didorong untuk terus dikembangkan. Dukungan Pemerintah dalam transformasi digital, termasuk pengembangan AI, akan terus ditingkatkan melalui berbagai upaya. Pada tahun 2020, Pemerintah telah merancang Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Tahun 2020-2045 sebagai arah kebijakan teknologi AI nasional.

Kemudian pada Desember lalu, Pemerintah juga telah meluncurkan Strategi Nasional Ekonomi Digital di mana salah satu pilar utamanya berfokus pada riset, inovasi, dan pengembangan ekosistem AI yang baik di Indonesia. Pemerintah juga telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Etika Kecerdasan Artifisial untuk memastikan pemanfaatan teknologi ini seimbang dan bertanggung jawab.

"Nah tentunya keberlanjutan (dukungan) Pemerintah pada transformasi digital dipastikan dengan memasukkan anggaran tematik 'Pembangunan Infrastruktur dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi' di RAPBN 2025 yang nilainya sebesar Rp 400,3 triliun," ujar menko Airlangga.

Beberapa fokus bidang anggaran TIK di antaranya yaitu penyediaan akses internet di 36.830 lokasi layanan publik (akumulatif) dan operasional satelit multifungsi SATRIA-1 sebesar 150 Gbps.

Menutup kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasinya kepada Bisnis Indonesia Group dan ELSAM yang telah menyelenggarakan kegiatan yang sejalan dengan upaya Pemerintah dalam meningkatkan utilisasi AI untuk kesejahteraan bangsa.

Editor: Gokli