Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Dukung Ekonomi Hijau, Kemendag dan ICC Siap Gelar Konferensi COCOTECH ke-51 di Surabaya
Oleh : Redaksi
Sabtu | 20-07-2024 | 13:20 WIB
Kelapa-Sawit.jpg Honda-Batam
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menerima kunjungan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (17/7/2024). (Kemendag)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Perdagangan bersama International Coconut Community (ICC) akan menyelenggarakan Konferensi dan Pameran Internasional COCOTECH ke-51 di Surabaya, Jawa Timur pada 22 - 25 Juli 2024.

Acara ini dijadwalkan dibuka Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, yang mengusung tema 'Pemanfaatan Potensi Kelapa sebagai Pohon Kehidupan dan Energi Hijau'.

COCOTECH ke-51 akan dihadiri 400 peserta yang terdiri atas delegasi negara anggota dan nonanggota ICC, serta pakar komoditas kelapa dari seluruh dunia.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono, mengungkapkan konferensi COCOTECH ke- 51 bertujuan untuk mendorong terwujudnya ekonomi hijau komoditas kelapa. "Kegiatan ini akan menyoroti isu-isu global yang berdampak pada industri kelapa dunia. Beberapa isu tersebut di antaranya kebijakan dan dukungan internasional untuk pengembangan sektor kelapa berkelanjutan, kemajuan teknologi, serta solusi energi terbarukan berbasis kelapa untuk mengatasi perubahan iklim global dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil," jelas Djatmiko, dalam siaran pers Kemendag, Kamis (18/7/2024).

Djatmiko menyampaikan, kegiatan ini melibatkan seluruh pemangku kepentingan kelapa dunia dari berbagai latar belakang, baik akademisi atau peneliti, pemerintah, swasta, dan pemerhati kelapa. "Konferensi ini diharapkan akan menghasilkan solusi atas permasalahan tersebut serta dapat memperkuat industri kelapa menjadi tangguh dan berkelanjutan," ujarnya.

Djatmiko juga mengungkapkan, COCOTECH merupakan agenda unggulan dua tahunan bagi pembuat keputusan di dalam dan di luar sektor perkelapaan. Fokus utama kegiatan ini untuk menunjang keberlanjutan industri kelapa dan keseja hteraan para petani.

"Sebagai tuan rumah, Indonesia diharapkan dapat menjadi katalisator dalam perubahan positif industri perkelapaan," tambah Djatmiko.

Selain konferensi, COCOTECH ke-51 menggelar pameran produk berbasis kelapa dari perusahaan dalam dan luar negeri. Sebanyak 36 stan akan meramaikan pameran yang akan berlangsung pada 22 - 24 Juli 2024 di Hotel Westin, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan ini akan dibuka gratis untuk umum mulai pukul 09.00 - 18.00 WIB.

"COCOTECH bukan hanya sarana ideal untuk mempro mosikan investasi sektor kelapa global, tetapi juga untuk membangun kemitraan strategis. Hal ini merupakan inisiatif konkret ekonomi hijau dalam pengembangan industri kelapa berkelanjutan di seluruh dunia," pungkas Djatmiko.

COCOTECH ke-51 akan dirangkai dengan kunjungan delegasi ke perusahaan minyak kelapa dan briket arang di Jawa Timur. Tujuan kunjungan ini yaitu untuk memperkuat wawasan tentang praktik terbaik dalam pertanian kelapa berkelanjutan.

ICC merupakan organisasi yang beranggotakan 21 negara pen ghasil kelapa. Negara anggota ICC menjadi penyumbang lebih dari 86 persen produksi dan ekspor kelapa dunia.

Selain Indonesia, negara anggota ICC terdiri atas Federasi Mikronesia, Fiji, Filipina, Guyana, India, Jamaika, Kenya, Kiribati, Malaysia, Kepulauan Marshall, Pantai Gading, Papua Nugini, Samoa, Kepulauan Solomon, Sri Lanka, Thailand, Timor Leste, Tonga, Vanuatu, serta Vietnam.

Informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran peserta konferensi dan pengunjung pameran dapat diakses melalui situs resmi COCOTECH https://cocotech.coconutcommunity.org/.

Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar ke-2 di dunia setelah Filipina dengan jumlah produksi mencapai 2,83 juta metrik ton (MT) pada 2023. Pada tahun tersebut, ekspor kelapa Indonesia ke dunia tercatat sebesar USD 1,55 miliar dengan pangsa sebesar 38,3 persen dari total ekspor dunia.

Tujuan ekspor utama kelapa Indonesia di antaranya Tiongkok, Malaysia, dan Singapura. Produk ekspor utama Indonesia sektor kelapa terdiri atas turunan minyak kelapa, santan kelapa dan kelapa parut. Saat ini, briket arang dan karbon aktif berbahan tempurung kelapa asal Indonesia semakin diminati konsumen global karena kualitasnya.

Editor: Gokli