Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Natalius Pigai Sebut Bobby Nasution Harus Didampingi Figur Civil Society
Oleh : Redaksi
Rabu | 10-07-2024 | 09:04 WIB
AR-BTD-3805-Natalius-Pigai.jpg Honda-Batam
Wartawan senior dan akademisi DR. Teguh Santosa bersama mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. (Foto: RMOL)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kalangan aktivis prodemokrasi dan HAM mendorong partai-partai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) menduetkan Bobby Nasution yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo dengan figur dari kalangan civil society.

Menurut mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, untuk pemilihan gubernur gubernur Sumatera Utara mendatang, sosok dari kalangan civil society yang dapat dipasangkan dengan Bobby Nasution adalah wartawan senior dan akademisi DR. Teguh Santosa.

"Performa Bobby Nasution akan lebih sempurna bila ia didampingi figur dari kalangan civil society yang murni, yang memiliki rekam jejak yang baik. Ini penting agar nanti bila memang mendapat kepercayaan rakyat, pemerintahan Bobby dapat menjaga relasi antara negara dan rakyat dengan baik pula," ujar Natalius Pigai dalam keterangan yang diterima redaksi.

Pigai menambahkan, survei yang dilakukan Partai Gerindra di Sumatera Utara pekan lalu memperlihatkan bahwa Teguh yang lahir dan besar di Medan memang memiliki hubungan yang baik dengan akar rumput dan memiliki konstituen yang dapat melengkapi sisi elektoral Bobby.

Pigai mengatakan, dirinya mengenal baik Teguh Santosa dan rekam jejaknya selama ini. Di mata Pigai, mantan Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK) itu adalah sosok yang akan membawa warna baru dalam politik lokal dan pemerintahan daerah.

"Saya yakin, dia akan menjadi faktor yang memperkuat pemerintahan Mas Bobby. Partai-partai koalisi, Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, dan yang lainnya perlu mendorong dan mem-back up Mas Bobby berpasangan dengan Bro Teguh," katanya lagi.

Pigai juga mengatakan, Teguh dikenal pimpinan partai politik di Jakarta karena selama ini menjembatani komunikasi yang konstruktif antara kelompok civil society dan negara.

Editor: Dardani