Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Antisipasi Suku Bunga, Rupiah Bergerak Terbatas

IHSG Terjun Bebas 34 Poin
Oleh : Sumantri
Rabu | 02-03-2011 | 12:09 WIB

Batam, batamtoday - Terbatasnya pergerakkan Rupiah pagi ini, lebih disebabkan oleh kekhawatiran pasar dalam mengantisipasi kebijakan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia. Hingga pukul 10.50 wib, Phillip Securities Batam merekam pelemahan Rupiah mencapai 0,19 persen, ke level Rp 8.825 per dolar AS.


Menurut analist Phillip Securities Batam, Johan Effendy, jika dicermati, secara tren, Rupiah masih cenderung menguat. Johan juga mengkonversikan, penguatan Rupiah dengan pengumuman tingkat inflasi Februari yang lebih rendah dari bulan sebelumnya.

"Saat ini fokus pasar sedang tertuju pada BI Rate. Jika BI menaikkan Suku Bunga Acuan, maka imbasnya terhadap Rupiah akan sangat real. Bisa-bisa Rupiah memecahkan level Support di level Rp 8.800 per dolar AS," ungkap Johan, kepada batamtoday, Rabu 2 Maret 2011.

Di lain pihak, senada dengan Johan, Marco Poetra Kawet, Pimpinan PIPM Batam menyatakan, jika BI bertindak dan melakukan aksi menahan Suku Bunga, Bursa akan dilanda aksi profit taking oleh invesor asing.

"Kalau BI Rate masih stuck di level 6,75 persen, sepertinya akan ada aksi profit taking dengan skala massive," tutur Marco.

Masih menurut Marco, meski BI menahan Suku Bunga di level saat ini, Rupiah masih akan ditopang oleh BI Rate itu sendiri. Karena BI Rate berpeluang akan mengalami selisih naik.

Sementara itu untuk IHSG, hingga berita ini di tulis, Indeks masih berada di teritori negatif 3.477, turun 34 poin dibanding perdagangan kemarin pagi. Penyebab itumanya menurut pengamatan Phillip Securities Batam adalah harg minyak yang hingga detik ini telah nangkring di level 100 US Dolar per Barel.

Selain itu, faktor eksternal juga ikut mewarnai penurunan Indeks, diantaranya adalah, pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika, Ben Bernanke, yang menyebutkan bahwa, pertumbuhan perekonomian negara Adidaya tersebut tertekan oleh berbagai isyu negatif. Faktor penyebab goyangnya perekonomian Amerika Serikat adalah besarnya pengeluaran guna mendanai sejumlah aksi politik negara tersebut di luar negeri.

Beriku saham-saham yang berada di jajaran  tiga besar Top Gainer; 1. Multi Brider Adirama (MBAI) naik 400 poin ke level Rp 13.250, 2. Indomobil (IMAS) naik 100 poin ke level Rp 6.800, dan 3. Multi Prima Sejahtera (LPIN) naik 100 ke level Rp 2.400.

Dan sebaliknya saham-saham yang mengalami koreksi cukup tajam atau Top Losers adalah Indo Tambang Megah Raya (ITMG) minur 1150 poin ke level Rp 44.700, Astra International (ASII) minus 5500 poim ke level Rp 53.450, dan Bank Tabungan Pensiun (BTPN) minus 500 poin ke level Rp 11.450.

Terakhir, lantai Bursa juga di ramaikan oleh sentimen kenaikan harga logam mulia (emas), yang hingga kini berada di level 1.429,50 US dolar per ounce (oz), naik sebesar 1,3 persen dari harga spot kemarin.