Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

SINOPEC Bangun Kilang Minyak di Batam Senilai Rp 7,2 Triliun
Oleh : ypn/dd
Rabu | 10-10-2012 | 10:44 WIB
mou-sinopec.gif Honda-Batam
Penandatanganan kesepeakatan antara SINOPEC dengan MAS Group untuk merealisasikan pembangunan kilang minyak di Pulau Janda Berhias.

BATAM, batamtoday - SINOPEC dan MAS Group merealisasikan kerjasama proyek pembangunan kilang minyak di Pulau Janda Berhias, Batam, senilai US$815 juta.


Realisasi kerjasama itu dilakukan lewat penandatanganan kesepakatan (agreement signing) oleh pimpinan kedua belah pihak di Nongsa Point Marina Resort, Batam, Selasa (9/10/ 2012) sekitar pukul 20.00 WIB malam tadi.

Acara ini antara lain dihadiri President SINOPEC Wang Tianpu, Managing Director SINOPEC Ye Zhijun dan President PT MAS Capital Trust Bond Hawana.

Turut menyaksikan penandatanganan tersebut Duta Besar Cina untuk Indonesia Liu Jianchao, Gubernur Kepri dan Wakil Gubernur Kepri, Muhammad Sani dan Soerya Respationo, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan serta Ketua Badan Pengusaaan Batam Mustofa Widjaya.

Bonda Hawana menjelaskan, proyek yang sudah dipersiapkan sejak tiga tahun lalu itu bernama SINOPEC West Point Terminal.

Kilang minyak ini nantinya berkapasitas 2,6 juta kubik meter dan berdiri di atas lahan seluas 75 hektar di Pulau Janda Berhias, Batam.

"Proyek ini akan menghabiskan investasi sekitar US$185 juta atau setara dengan Rp 7,2 triliun," ujarnya.

Pihaknya meyakini proyek ini akan berdampak positif terhadap perkembanga ekonomi Indonesia, khususnya Batam, karena paling tidak, dalam pengoperasiannya akan menyerap sekitar 1.900 tenaga kerja lokal.

Belum lagi kontribusinya terhadap sektor pemasukan seperti pajak yang dapat digunakan bagi pembangunan daerah di Provinsi Kepri.

Karena itu dia mengatakan proyek ini perlu dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kota dan badan pengusahaan yang menjadi otoritas free trade zone di kawasan ini.

Wang Tianpu mengatakan, pihaknya berterima kasih kepada MAS Group yang pada tahap awal ini telah melakukan pematangan lahan dan perizinan proyek.

Perusahaan refinery terbesar kelima di Cina itu katanya menilai Batam sebagai kawasan yang strategis di Selat Malaka sehingga bersedia menanamkan modalnya membangun kilang minyak.

"Kami yakin pengoperasian proyek ini bisa mendukung transportasi laut dan menyerap tenaga kerja," ujarnya.

Sementara itu Gubernur Kepri yang juga Ketua Dewan Kawasan FTZ Batam, Bintan, Karimun (BBK), Muhammad Sani mengatakan, atas nama pemerintah dan masyarakat Kepri dia berterima kasih kepada SINOPEC yang telah berinvestasi di daerah tersebut.

"SINOPEC tepat berinvestasi di Kepri karena sebagai kawasan FTZ, punya berbagai kemudahan mulai dari perpajakan, kepabeanan, keimigrasian sampai kemudahan pelayanan," katanya.

Dijelaskannya, semulai Pulau Janda Berhias tidak termasuk ke dalam kawasan FTZ, namun pemerintah akhirnya memasukkan pulau ini menjadi bagian dari kawasan FTZ sehingga mendapatkan kemudahan-kemudahan tersebut karena keinginan SINOPEC berinvestasi di sana.

Peralihan status pulau itu menjadi kawasan FTZ menurutnya sebagai bukti bahwa pemerintah memberikan dukungan dan perhatian yang besar terhadap perkembangan investasi di Indonesia dan di Kepri khususnya.

"Kepri juga punya keamanan yang relatif baik, karena itu SINOPEC jangan khawatir berinvestasi di Kepri," sambungnya.

Selain itu, M Sani juga meminta kepada SINOPEC dan MAS Group untuk melaporkan dengan segera ke pemerintah daerah atau otoritas kawasan FTZ bila dalam perjalanannya proyek ini menghadapi hambatan guna dibantu mencarikan solusi.

"Mudah-mudahan dengan investasi ini, Kepri dan Indonesia lebih baik hubungannya dengan Cina dan dengan hubungan yang baik itu pula kami harapkan lebih banyak lagi investasi Cina masuk ke Kepri," paparnya.