Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Indonesia Dorong Kolaborasi Perkuat Ketahanan Pangan Melalui IDMA Exhibition dan TABADER Summit 2024
Oleh : Redaksi
Senin | 13-05-2024 | 13:04 WIB
IDMA.jpg Honda-Batam
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera, menjadi salah satu keynote speaker yang diundang untuk memberikan sambutan pada pembukaan IDMA Exhibition 2024. (Kemenko Perekonomian)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Setelah sukses menyelenggarakan pertemuan terbesar industri penggilingan di Rusia dan Indonesia, IDMA Exhibition kembali terselenggara di Istanbul Turki pada 2-4 Mei 2024.

Pameran tersebut mempertemukan perusahaan-perusahaan internasional yang memasok mesin dan teknologi penggilingan dengan industri pengguna hasil olahan biji-bijian (beras, jagung, gandum, sorgum), kacang-kacangan, dan pakan, dengan ragam acara yakni antara lain pameran mesin dan teknologi, pertemuan bisnis (B2B), diskusi, serta pelatihan bersertifikat bagi industri penggilingan oleh TABADER.

Pada penyelenggaraan IDMA Exhibition ke-10 itu, para peserta dan pengunjung disambut dengan upacara pembukaan megah yang dihadiri oleh para pemimpin industri di seluruh dunia. Opening ceremony, yang menandai dimulainya tiga hari yang penuh dengan inovasi, kolaborasi, dan peluang bisnis/kerja sama tersebut, diadakan di aula Istanbul Expo Center yang dapat menampung lebih dari 300 perusahaan peserta, sehingga diperkirakan akan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dari 120 negara.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dida Gardera, menjadi salah satu keynote speaker yang diundang untuk memberikan sambutan pada pembukaan IDMA Exhibition 2024.

Deputi Dida menyampaikan, Indonesia memiliki minat besar terhadap topik pembahasan dalam IDMA Exhibition, karena sektor pertanian telah berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional meskipun saat ini dunia, termasuk Indonesia, sedang menghadapi beberapa ancaman ketahanan pangan.

"Semoga praktik-praktik terbaik yang ditampilkan dalam kegiatan IDMA Exhibition 2024 ini dapat dijadikan referensi untuk diterapkan di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga menyambut baik dan mendorong kolaborasi lebih lanjut dalam memperkuat ketahanan pangan," ungkap Deputi Dida, demikian dikutip laman Kemenko Perekonomian, Senin (13/5/2024).

Tokoh lainnya yang turut memberikan sambutan pembukaan yaitu General Manager Turkish Grain Board (TMO) Ahmet Guldal, Ketua Dewan Direksi Federasi Industrialis Tepung Turki (TUSAF) Haluk Tezcan, Presiden Dewan Asosiasi Pabrik Tepung dan Perusahaan Gandum Rusia Igor Sviridenko, dan Presiden TABADER Mustafa Bayram.

Pameran IDMA yang mempunyai target transaksi ekspor mencapai 500 juta dolar tersebut mempertemukan peserta dari berbagai negara, seperti Inggris, Jerman, Belanda, Swiss, Denmark, Tiongkok, Italia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Brasil, Mesir, dan India, dengan berbagai perusahaan antara lain Gocmen Makina, Koc Degirmen, TMI Spanyol, Special Mills, Pizeta, Ocrim, Mulmix SPA, Yukselis Makina Turkey, Chopin Technologies, Chief Industries USA, Dickey - John, Frigortec, Goudsmit, Axor Ocrim, dan Cetec Industri.

Masih dalam rangkaian acara yang sama juga diadakan International TABADER Summit ke-5 yang diisi dengan berbagai acara seminar dan pelatihan bersertifikat. Pada hari pertama IDMA Exhibition, TABADER Summit diisi dengan tiga sesi yaitu New Technologies, New Approaches, Trends and The Future, dan Economics and Logistics.

Bersama para pakar ternama di sektor industri ini, Deputi Dida juga dipercaya menjadi salah satu panelis pada sesi Economics and Logistics. Pada sesi tersebut, Deputi Dida menerangkan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam mewujudkan ketahanan pangan di tengah tantangan global seperti perubahan iklim ekstrem, meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah serta antara Rusia dan Ukraina, volatilitas harga komoditas, dan pengetatan moneter negara maju.

"Lokasi Turki yang dekat ke banyak negara juga membuat kesempatan pemasaran produk Indonesia ke negara lain semakin besar. Selain itu, jumlah turis Indonesia ke Turki setiap tahun selalu meningkat sehingga kebutuhan akan produk pangan dan pertanian Indonesia di Turki juga terus bertambah. Posisi ini meningkatkan peluang Indonesia bekerja sama dengan Turki sebagai hub ekspor," tutur Deputi Dida.

Dalam kegiatan sesi panel itu juga dihadiri tokoh-tokoh dari sektor industri penggilingan dan pengolahan, termasuk Presiden Asosiasi Industrialis Pasta Turki (TMSD) Aykut Goymen, Presiden Asosiasi Produsen Mesin Penggilingan dan Sektor (DESMUD) Zeki Demirtasoglu, Direktur Asosiasi Biji-bijian Serbia Suncica Savovic, Presiden Federasi Penggilingan Tepung Maroko Moulay Abdelkadir Alalaoui, Presiden Persatuan Penggiling Ukraina Rodion Rybchinskyi, serta Sekretaris Jenderal Asosiasi Penggilingan Mesir Mahmoud Riad.

Deputi Dida juga berkesempatan mengunjungi booth beberapa perusahaan penyedia teknologi penyimpanan, penggilingan dan pengolahan biji-bijian (beras, jagung, gandum dan sorgum), Kamar Dagang dan Industri/?stanbul Ticaret Odas? (ITO), serta perusahaan-perusahaan sektor pangan, yang berpotensi untuk menjalin dan meningkatkan kerja sama perdagangan, khususnya bidang pangan dengan Indonesia seperti Adcoturk dan Cargill.

Deputi Dida pun mengajak sekitar 150 ribu pengusaha Turki yang bernaung di bawah ITO untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Sementara itu, para pengusaha Turki menginginkan proses investasi di Indonesia dipermudah. Untuk itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, khususnya Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis berkomitmen memfasilitasi penyelesaian kendala-kendala yang dihadapi selama berinvestasi di Indonesia.

Hubungan Indonesia-Turki juga diperkuat dengan kesamaan agama mayoritas dan budaya, sehingga para pengusaha Turki antusias untuk berinvestasi di Indonesia. Akan tetapi, kendala terbesar yang dihadapi untuk berinvestasi di Indonesia yakni jarak cukup jauh antara dua negara, akan tetapi pihak Indonesia yakin bahwa dukungan logistik dan distribusi dapat dipermudah dengan kesepakatan dagang kedua belah pihak.

"Semoga para pengusaha Turki bisa berinvestasi di Indonesia, khususnya dalam bidang pangan, seperti perusahaan susu mulai dari sapi bakalan sampai produk akhir seperti permen, keju, maupun yogurt. Di sisi lain, hazelnut Turki dapat memulai dan memperkenalkan produknya di Indonesia," pungkas Deputi Dida.

Editor: Gokli