Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penambahan Porter Bandara Hang Nadim Menuai Protes
Oleh : ali/dd
Jum'at | 05-10-2012 | 09:37 WIB
Bandara-Hang-Nadim-Batam.jpg Honda-Batam
Bandara Hang Nadim Batam.

BATAM, batamtoday - Sebanyak 40 orang porter di kawasan Bandara yang dinaungi Koperasi BP Kawasan memrotes ke pihak Koperasi dan Bandara Hang Nadim Batam. Pasalnya pihak Koperasi melakukan penambahan sebanyak 10 orang porter tanpa melihat tingkat kebutuhan barang bawaan penumpang yang menggunakan jasa porter.


"10 orang ini masuk secara tiba-tiba," kata Pernando (bukan nama sebenarnya-red) porter bandara Hang Nadim Batam kepada wartawan, Kamis (4/10/2012).

Protes adanya tambahan dilakukan, tambahnya, mengingat melalui pernyataan Kabandara kepada seluruh porter pada saat rapat bersama, bahwa porter tidak akan ada penambah lagi selagi Hendro Harijono masih menjabat sebagai Kepala Bandara Hang Nadim.

"Tapi nyatanya, tetap saja 10 orang ini masuk. Kami juga sudah pertanyakan langsung kepada Kabandara namun mengaku tidak mengetahui adanya penambahan, dan dia berjanji akan menyelidiki. Sampai saat ini tidak terdengar hasilnya dari Kabandara, " ujarnya.

Menurut pria yang sudah bekerja sebagai porter di Bandara sejak tahun 2000 lalu, 10 orang porter yang masuk secara tiba-tiba ini sejak awal bulan puasa lalu, dengan alasan adanaya pengaduan penumpang bahwa di kedatangan jarang dijumpai porter dan pertimbangan tingkat pengunjung di tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnnya.

"Tapi pada kenyataanya 10 orang porter ini tidak ditempatkan di kedatangan. Mereka (10 orang porter) malah duduk di keberangkatan. Dan sudah kami pertanyakan kepada ketua koperasi, sampai sekarang tidak ada tanggapannya," terangnya kembali.

Dikatakannya kembali, bahwa setiap harinya jika diratakan pendapatan dari hasil mengangkut barang penunpang, hanya berkisar Rp 70 ribu. Sehingga dengan adanya penambahan 10 orang maka pendapatannya jelas akan berkurang.

"Kalau diratakan pendapatan bersih perharinya Rp 70 ribu. Setelah masuk 10 orang baru ini jelas pendapatan kami berkurang. Karena mereka menyerobot di tempat biasa kami menunggu calon penumpang tanpa memperdulikan porter yang ada. Dan mereka todak mau ditempatkan di kedatangan," jelasnya.

Dari Rp 70 ribu pendapatan bersih yang diperoleh, Rp 10 ribunya harus dibayar kepada koperasi. Sehingga dalam hitungan kerja 30 hari atau setiap bulannya, para porter ini harus membayar sebesar Rp 30 ribu.

"Tentunya dari pendapatan yang sudah berkurang, dan ditambah iuran per bulannya, kami marasa keberatan adanya penambahan. Tapi kami ini hanya orang kecil yang tidak dapat bertindak jauh dari yang telah kami upayakan semalam ini. Dan kalau tidak kepada media, kepada siapa lagi kami mengadu," ujarnya.

Sementara itu, ketua Koperasi BP Kawasan yang menaungi Koperasi Porter dan pertaksian, Mudi dan Kabandara Hang Nadim Batam Hendro Harijono yang dicoba dikonfirmasi hingga berita ini diunggah belum memberikan tanggapannya.