Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BMKG Ingatkan Ancaman Sesar Sumatera Nyata dan Merusak Tanpa Perlu Gempa Magnitudo Besar
Oleh : Redaksi
Minggu | 24-03-2024 | 17:36 WIB
cesar_sumatera.jpg Honda-Batam
Ilustrasi (Foto: istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada masyarakat di Pulau Sumatera, khususnya Sumatera Barat, akan ancaman Sesar Sumatera yang bisa menyebabkan gempa yang merusak tanpa perlu magnitudo besar.

Hal itu diungkap Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Pasaman, Minggu (24/3/2024), dalam perayaan Hari Meteorologi Dunia ke-74, seperti diberitakan Antara.

"Saya mengingatkan kembali bahwa Sesar Sumatera ini nyata, dan ada ancaman terdapat sumber gempa di darat," kata Rahmat.

Ia menjelaskan, Sesar Sumatera memanjang dari Provinsi Lampung hingga ke Aceh. Khusus di Sumatera Barat, terdapat beberapa kabupaten dan kota yang dilalui patahan tersebut.

Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Pasaman, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Solok, Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, dan sebagian Kota Padang Panjang.

Masyarakat dan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat selama ini disebut lebih banyak mengetahui dan fokus pada upaya mitigasi ancaman gempa megathrust yang berpotensi tsunami.

Megathrust merupakan daerah pertemuan antar-lempeng tektonik Bumi di zona subduksi (tumbukan). Lempeng tektoniknya dapat mencapai ribuan kilometer dan menjadi dasar benua dan samudera serta menyimpan energi gempa yang amat besar.

Indonesia sendiri dikelilingi zona megathrust, termasuk di selatan Jawa dan Sumatra.

Padahal, ancaman gempa yang bersumber di darat karena Sesar Sumatera atau patahan Sumatera bisa kapan saja terjadi. Gempa darat itu juga berpotensi menimbulkan dampak kerusakan parah.

Rahmat menyebut bila gempa terjadi di darat, diprediksi tidak menghasilkan magnitudo yang besar. Meski begitu, dampak kerusakannya lebih terlihat.

"Jadi, tidak perlu besar magnitudonya. Magnitudo 6 saja sudah cukup merusak." kata Rahmat.

Editor: Surya