Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sejumlah Kasus Belum Teradvokasi dengan Baik, Kepri Dinilai Belum Jadi Provinsi Layak Anak
Oleh : Harjo
Jumat | 22-03-2024 | 20:00 WIB
Ery-Syahrial11.jpg Honda-Batam
Pemerhati Anak Provinsi Kepri, Eri Syahrial. (Dok BTD)

BATAMTODAY.COM, Bintan - Pemerhati Anak Provinsi Kepri, Eri Syahrial menilai bahwa Provinsi Kepri belum menjadi provinsi layak anak. Hal itu mengingat masih tingginya kasus anak, baik sebagai pelaku maupun korban.

"Mengingat kasus anak di Kepri terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun lalu, untuk di Batam saja ada 150 kasus pencabulan. Belum lagi yang terjadi Bintan dan Tanjungpinang, hingga kabupaten di Kepri lainnya, juga banyak kasus pencabulan," ujar Eri Syahrial kepada BATAMTODAY.COM, Jumat (22/3/2024).

Menurutnya, ada beberapa kasus yang tidak ditangani dan teradvokasi dengan baik. Salah satunya adalah kasus dugaan cabul terhadap anak di Bintan baru-baru ini. Dimana korban menghilang diduga akibat adanya intervensi dari pihak tertentu.

"Kepri sebenarnya belum layak anak dan penghargaan Kota Layak Anak (KLA), perlu dipertanyakan dampaknya terhadap masyarakat. Terutama perlindungan dan kenyamanan anak dalam beraktivitas dalam lingkungannya," tambahnya.

Tidak hanya itu, Ery juga mengatakan anak juga banyak jadi korban kejahatan, terutama anak usia remaja melakukan berbagai bentuk kenakalan dan pelanggaran hukum di masyarakat. Ini salah satu indikator belum layak anak.

"Kasus anak di Kepri ini termasuk tertinggi di Indonesia berdasarkan presentase penduduknya, sudah seharusnya pula komisi pengawasan dan perlindungan anak daerah (KPPAD) Kepri, yang sempat ada, untuk dibentuk kembali ditingkat Provinsi Kepri," pungkasnya.

Editor: Yudha