Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Selama Ramadhan 1445 H, Jumlah Mualaf di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya Bisa Capai 50-100 Orang
Oleh : Redaksi
Minggu | 17-03-2024 | 10:34 WIB
17-03_mualaf-surabaya_02309348548.jpg Honda-Batam
Pengelola MAS Surabaya mencatat lima orang telah mengikuti prosesi ikrar mualaf selama Ramadhan 1445 Hijriah. (Foto: Antara)

BATAMTODAY.COM, Surabaya - Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) mencatat lima orang telah mengikuti prosesi ikrar mualaf atau pembacaan dua kalimat syahadat selama pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan 1445 Hijriah, yang telah berjalan empat hari.

"Warga negara asing (WNA) dari Australia ada yang mengikuti ikrar, di hari pertama puasa. Kalau sampai hari ini sudah lima orang," kata Juru Bicara MAS Helmy M Noor melalui sambungan telepon di Surabaya, Jumat.

Ia menjelaskan pembacaan ikrar mualaf sebenarnya tidak hanya dilaksanakan saat momen Ramadhan, namun memang ada kecenderungan jumlahnya meningkat ketimbang hari biasa.

"Kalau dalam sebulan di luar Ramadhan biasanya sekitar 5-10 orang ikrar, tetapi ini baru hari keempat sampai sudah lima orang. Kalau tahun lalu saat Ramadhan lebih dari 20 orang yang ikrar, sekitar 50-100 orang," ucapnya.

Kendati demikian, pembacaan dua kalimat syahadat tak bisa serta merta dilaksanakan sebab ada tahapan verifikasi yang dilakukan oleh tim dari MAS kepada calon mualaf.

Ia menyebut tahapan yang ketat itu untuk memastikan kemantapan hati calon mualaf. "Saksinya siapa, alamat di mana yang ditunjukkan melalui KTP atau paspor, dan alasannya apa," ucapnya.

Ketika proses ikrar mualaf telah terlaksana, maka pihak Masjid Al-Akbar membantu para mualaf untuk lebih memahami ajaran Islam melalui kelas perseorangan yang bisa dilaksanakan daring maupun luring.

"Materi soal rukun Islam, rukun iman, kemudian kalau sudah menjadi Muslim kewajibannya apa saja, seperti tata cara shalat, wudhu, puasa, dan zakat," ucap Helmy.

Berdasarkan keterangan resmi MAS, satu warga asal Kabupaten Jombang bernama Ida Suliyati membaca dua kalimat syahadat.

Pelaksanaan ikrar yang langsung dipimpin Imam Besar MAS Kiai Abdul Hamid Abdullah berlangsung setelah pelaksanaan ibadah Shalat Jumat.

Ida Suliyati yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) karena pemilik rumah di tempatnya bekerja memiliki toleransi antar-sesama umat beragama.

Ia mengatakan setiap hari Minggu pemilik rumah memintanya untuk melaksanakan ibadah di gereja terlebih dahulu, sebelum melaksanakan tugas.

"Pak Habibi pemilik rumah juga setiap hari setelah Subuh selalu menayangkan siaran langsung dari Mekkah dan Madinah tentang ritual ibadah yang membuat saya tersentuh untuk memeluk Islam," ucapnya.

Ia mengatakan toleransi yang ditunjukkan pemilik rumah menghadirkan ketertarikan untuk memeluk agama Islam. Imam Besar MAS Kiai Abdul Hamid berharap, setelah mengucap ikrar mualaf, Ida bisa secepatnya berangkat ke Tanah Suci dan melaksanakan seluruh ajaran Islam sebaik-baiknya.

"Semoga segera bisa umrah tetapi kalau sudah masuk Islam harus dijaga shalat lima waktu, yaitu dzuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh," kata dia.

Sumber: tvonenews.com
Editor: Dardani