Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menag Sebut Nyepi Beririsan dengan Ramadan Jadi Momentum Saling Introspeksi
Oleh : Redaksi
Minggu | 10-03-2024 | 17:34 WIB
menag_yaqut1.jpg Honda-Batam
Menag Yaqut Cholil Qoumas (Foto :Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Perayaan Nyepi Tahun Baru Caka 1946 beriringan dengan awal Ramadan 1445 Hijriah. Momentum ini sebaiknya dijadikan introspeksi kedua umat beragama untuk saling menghargai.

"Nyepi maupun puasa Ramadan menjadi momentum yang baik bagi umat Hindu dan Islam untuk melakukan instrospeksi," kata Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (10/3/2024).

Dia mengatakan umat Hindu menyambut Nyepi dengan Tawur Agung Kesanga dan pawai ogoh-ogoh, sedangkan umat muslim menyambut bulan puasa dengan tarhib Ramadan dan qiyamul lail atau salat di malam hari.

"Selamat merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 bagi umat Hindu di seluruh Indonesia. Semoga umat Hindu dapat terus meningkatkan kualitas diri dalam hubungan manusia dengan Tuhan, sesama anak bangsa, dan dengan lingkungan," sebut dia.

Menag juga mengucapkan selamat ibadah puasa pada umat Islam. "Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1445 Hijriah bagi umat Islam. Semoga keistimewaan Ramadan dapat meningkatkan kualitas ketakwaan," kata Menag.

Menag mengatakan umat Hindu melakukan Catur Brata Penyepian, yaitu amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak menikmati hiburan/bersenang-senang). Sementara umat Islam selama Ramadan menjalani ibadah puasa.

"Catur Brata Penyepian, waktu tepat untuk umat Hindu melakukan kontemplasi. Puasa Ramadan juga sangat baik untuk muhasabah bagi umat Islam. Jadi keduanya adalah momentum instrospeksi," sebut Gus Men, panggilan akrabnya.

Dalam semangat instrospeksi, sikap saling menghormati sangat penting karena adanya perbedaan ekspresi keberagamaan. Hari Nyepi meniscayakan keheningan, sementara kegiatan mengisi Ramadan, sarat dengan ekspresi syiar (keramaian).

"Mari saling menghormati dalam menjalani ritual ibadah dan tradisi keagamaan masing-masing," sambungnya.

Pawai ogoh-ogoh dan tarhib Ramadan juga diperkirakan berlangsung pada momen yang beriringan. Menag meminta kanwil kemenag provinsi bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dapat mengatur agar giat keduanya bisa tetap berjalan dengan semangat toleransi.

Editor: Surya