Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tiga Pakar Hukum Ungkap Kecurangan Pemilu 2024 Lewat Film 'Dirty Vote'
Oleh : Redaksi
Minggu | 11-02-2024 | 18:04 WIB
dirty_love_film.jpg Honda-Batam
irty Vote merupakan dokumenter eksplanatori yang disampaikan tiga orang ahli hukum tata negara yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar (Foto: Tangkapan Layar)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Film dokumenter kecurangan pemilu Dirty Vote tayang pada Minggu (11/2/2024) ini. Film ini dapat diakses di akun YouTube Dirty Vote.

Dirty Vote merupakan dokumenter eksplanatori yang disampaikan tiga orang ahli hukum tata negara yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar.

"Ketiganya menerangkan betapa berbagai instrumen kekuasaan telah digunakan untuk tujuan memenangkan pemilu sekalipun prosesnya menabrak hingga merusak tatanan demokrasi," demikian siaran persnya.

Dalam film tersebut, Bivitri dkk menjelaskan penggunaan kekuasaan dikerahkan untuk mempertahankan status quo. Adapun penjelasan dimaksud berpijak pada sejumlah fakta dan data.

Bivitri mengatakan secara sederhana Dirty Vote merupakan sebuah rekaman sejarah perihal rusaknya demokrasi di Indonesia.

"Bercerita tentang dua hal. Pertama, tentang demokrasi yang tak bisa dimaknai sebatas terlaksananya pemilu, tapi bagaimana pemilu berlangsung. Bukan hanya hasil penghitungan suara, tetapi apakah keseluruhan proses pemilu dilaksanakan dengan adil dan sesuai nilai-nilai konstitusi," kata Bivitri.

"Kedua, tentang kekuasaan yang disalahgunakan karena nepotisme yang haram hukumnya dalam negara hukum yang demokratis," sambungnya.

Ia mengingatkan sikap publik saat ini menjadi sangat penting untuk merespons praktik lancung dalam pelaksanaan pemilu. Ia berharap publik dapat bersuara lantang dan bertindak supaya cita-cita negara dapat terus hidup dan bertumbuh.

Pesan yang sama disampaikan oleh Feri Amsari. Menurut Feri, esensi pemilu adalah rasa cinta tanah air. Membiarkan kecurangan pemilu, terang dia, sama saja dengan merusak bangsa Indonesia.

Editor: Dardani