Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Spin Prediksi Partai Gelora Mampu Lewati Ambang Batas Parlemen, Elektablitas Sudah 3,6 Persen
Oleh : Redaksi
Rabu | 07-02-2024 | 09:40 WIB
anis_matta_fahri_hamzah_b1.jpg Honda-Batam
Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dan Wakil Ketua Umum Fahri Hamzah (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Temuan survei terbaru lembaga Survey and Polling Indonesia (Spin) menunjukkan elektabilitas partai-partai pendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengalami peningkatan signifikan.

Selain Partai Gerindra, partai nonparlemen seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan partai baru seperti Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) juga mengalami peningkatan elektabilitas dan bahkan berpeluang lolos ke Senayan.

"Selain PSI ada Partai Gelora juga mendapatkan apresiasi yang cukup tinggi sehingga berkesempatan lolos ke Senayan," kata Direktur Eksekutif Spin Igor Dirgantara dalam rilis surveinya.

Igor menyebut, elektabilitas dua partai tersebut naik karena dampak capres-cawapres yang mereka dukung, yakni Prabowo-Gibran.

Apalagi, elektabilitas Prabowo-Gibran terus mengalami peningkatan secara signifikan dan partai pendukungnya mendapatkan efek ekor jas (coattail effect).

"Alasan utama publik memilih partai politik mayoritas beralasan karena capres yang diusung oleh partai tersebut," ujarnya.

Igor mengakui, bukan hanya PSI dan Gelora yang mendapatkan coattail effect dari dukungan politik ke capres. Hampir semua partai politik yang mendukung capres-cawapres mendapatkan dampak tersebut, bahkan termasuk Gerindra yang mendapatkan skor tertinggi.

"Ada pola kecenderungan diffused coattail effect, terlihat misalnya partai-partai yang berkumpul dalam koalisi Prabowo-Gibran terdampak elektabilitasnya akibat mendukung capres Prabowo. Di samping Gerindra, tampak jelas terlihat PSI dan Gelora," ungkap Igor.

Dalam surveinya itu, PSI mendapatkan elektabilitas 4%, sedangkan Partai Gelora mendapat 3,6%. Posisi Gelora berada di atas PPP yang mendapatkan 3%.

Padahal partai berlambang Ka'bah tersebut merupakan salah satu partai yang menempatkan wakilnya di DPR saat ini.

"Sementara PPP masih terpuruk, belum mampu melewati ambang batas parlemen," ucapnya.

Selain karena faktor dukungan politik ke capres-cawapres, ada beberapa alasan mengapa dua partai tersebut cenderung mendapatkan elektabilitas tinggi. Pertama adalah Partai Gelora. Igor menyebut ada 5 (lima) alasannya.

"Ada beberapa argumentasi mengapa Partai Gelora mendapat apresiasi dukungan dari publik," katanya.

Program kerja yang dikampanyekan Partai Gelora cenderung bisa diterima masyarakat. Apalagi semuanya merupakan kebutuhan masyarakat seperti kuliah gratis, subsidi daging, telur dan susu gratis bagi ibu-ibu hamil, berantas buta huruf Al-Qur'an.

Faktor lainnya adalah ketokohan dua petinggi Partai Gelora, yakni Anis Matta sebagai ketua umum dan Fahri Hamzah yang menjabat sebagai wakil ketua umum. Igor menyebut dua tokoh ini menjadi representasi dari sosok tokoh Islam moderat.

Apalagi, kata dia, dua tokoh Partai Gelora tersebut cenderung rajin berkomunikasi dengan semua kalangan sehingga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari para pemilih.

"Ketokohan Anis Matta dan Fahri Hamzah sebagai tokoh Islam nasionalis yang moderat. Kemudian, program road show ke elite-elite di daerah dan ke grass root atau umat yang dilakukan langsung kedua tokoh ini menuai apresiasi yang tinggi," tuturnya.

Di sisi lain, perjuangan Gelora yang sama dengan Prabowo Subianto dalam keberpihakannya terhadap masyarakat Palestina saat ini.

Apalagi kata Igor, Prabowo yang menyumbangkan uang pribadi Rp 5 miliar pada acara Dialog Keumatan untuk Solidaritas Palestina dengan tema 'We Love Palestine' di Djakarta Teater, Kamis (9/11/ 2023), dinilai telah memberikan diffused coattail effect kepada Partai Gelora.

Terakhir, faktor yang menjadi penunjang mengapa Partai Gelora mendapatkan tingkat keterpilihan tinggi karena narasi persatuan dan kesatuan setelah Pemilu 2024.

Partai Gelora telah menyuarakan wacana rekonsiliasi usai pemilu berlangsung, termasuk ketika Prabowo Subianto menang Pilpres 2024.

"Narasi rekonsiliasi nasional merupakan narasi yang selalu digaungkan Partai Gelora mengingat pentingnya persatuan nasional demi menjawab tantangan global," ujarnya.

Terkait PSI, kata Igor, elektabilitasnya telah melaju cukup tinggi, bahkan sukses masuk dalam parliamentary threshold yang disepakati yakni 4%.

"Temuan survei ini juga menunjukkan PSI berhasil menembus ambang batas parlemen. PSI yang juga peserta pemilu 2019 berhasil menembus secara signifikan dan menggeser PPP," tutur Igor.

Faktor penyebab mengapa elektabilitas PSI tinggi karena program kerakyatan yang dikampanyekan dalam Pemilu 2024 ini cukup efektif diterima publik. Selain karena aspek Joko Widodo yang merupakan presiden saat ini.

"Di samping programnya, PSI cukup berhasil mengidentikkan diri dengan Jokowi. Apalagi setelah Kaesang Pangarep menjadi ketua umum PSI," pungkas Igor.

Survei Spin dilakukan pada 28-31 Januari 2024 terhadap 1.200 responden yang tersebar di 34 provinsi seluruh Indonesia. Kriteria responden adalah penduduk berusia 17 tahun ke atas atau sudah memiliki KTP.

Metode yang digunakan random digit dialing. Survei melalui telekomunikasi tersebut, dilakukan surveyor terlatih dengan bantuan kuesioner. Hasilnya, margin of error sekitar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Editor: Dardani