Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PLN Batam Siap Pasok Kebutuhan Listrik Singapura
Oleh : si
Rabu | 26-09-2012 | 16:13 WIB
Dirut_PLN_Batam.jpg Honda-Batam

Direktur Utama Bright PLN Batam Dadan Kurniadipura

JAKARTA, batamtoday - PT Pelayanan Listrik Nasional (Bright PLN/Persero) Batam masih menunggu hasil negosiasi dengan Energy Market Authority (EMA) Singapura untuk rencana jual beli gas. Anak perusahaan PT PLN (persero) tersebut memperkirakan oktober nanti, negosiasi dapat membuahkan hasil.


"Jadi EMA itu akan mengundang kita di Oktober. Semua sedang dikumpulin apa sih kira-kira yang dibutuhkan," kata Direktur Utama Bright PLN Batam Dadan Kurniadipura di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (26/9/2012)

Kebutuhan listrik di Singapura, dia mengaku sudah mengetahui, namun berapa yang akan diambil dari Indonesia masih dibicarakan. "Singapura itu membutuhkan 2.000 MW tapi kita kan belum tahu apa mengambil dari Batam berapanya," ucapnya.

Selain itu, pada negosiasi juga dibahas terkait efek karbon yang dihasilkan pembangkit. Karena kemungkinan besar akan menggunakan pembangkit dengan bahan bakar batubara.

Untuk harga jual, Dadan menyebutkan bahwa akan menggunakan harga keekonomian. Singapura, lanjutnya, mematok harga Rp1.700 per Kwh.

"Kita paling akan di bawah itu, bisa sekitar Rp1.500 per Kwh atau Rp1.400 per Kwh. Itu saja sudah punya untung banyak, marginnya kan lumayan besar," tegasnya.

Seperti diketahui, pemerintah berencana membangun pembangkit batubara berkapasitas 800 MW di Batam. Proyek tersebut saat ini masih dalam tahap studi kelayakan. Dari kapasitas pembangkit sebesar 800 MW, sebesar 600 MW akan dijual ke Singapura dan sisanya 200 MW akan dialirkan ke Batam.

Target pemerintah, pembangkit tersebut mulai beroperasi dalam 2-3 tahun mendatang. Setelah listrik mengalir, pemerintah berharap bisa memangkas besaran ekspor gas ke Negeri Singa tersebut.

Gas yang diekspor ke Singapura selama ini berasal dari Lapangan Grissik di Sumatra Selatan dan Blok B di Jambi yang dioperasikan oleh ConocoPhilip. Perusahaan minyak dan gas asal Amerika Serikat itu memproduksi gas sebanyak 1.000 mmscfd.

Dari jumlah tersebut, 300 mmscfd diekspor ke Singapura, 340 mmscfd ke PT PGN (Persero) dan 360 mmscfd dialirkan ke Chevron Pacific Indonesia untuk menggenjot produksi minyak Lapangan Duri.

Sedangkan terkait penyediaan listrik ke Singapura, PT PLN Batam akan menggandeng pihak swasta untuk infrastruktur penyediaan listrik ke Singapura. Memang belum diketahui siapa swasta tersebut, namun kerja sama sangat dimungkinkan mengingat biaya yang cukup besar.

"Itu pasti berkonsorsium dengan swasta lah. Batam sendiri tidak akan mampu, kita belum tahu tapi nanti kita akan undang bareng (saat negosiasi)," katanya.

Kebutuhan investasi untuk pembangkit, lanjutnya, bisa mencapai USD1 miliar. Itupun jika Energy Market Authority (EMA) Singapura membutuhkan 1000 mw dari Batam. "Tapi ini kan tergantung kebutuhan Singapura berapa, apa 600 mw atau 1000 mw?" jelasnya.

Selain itu investasi juga dibutuhkan untuk penyediaan kabel laut dari Batam ke Singapura. Walau tidak disebutkan nilainya, namun dengan kapasitas 1000 Mw, kabel bahwa laut yang dibutuhkan 500 Kv (2 sirkuit). Sedangkan untuk jenis pembangkit, menurutnya akan menggunakan energi batubara.

"Karena kan pasti akan menggunakan batu bara," tegasnya. Dadan menambahkan, rencana ini nantinya akan terbagun dengan skema bussines to bussines (b to b).