Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menelisik 'Mafia Solar' yang Makin Merajalela
Oleh : redaksi
Sabtu | 22-09-2012 | 18:02 WIB
lahan_gugang_penimbunan_solar.JPG Honda-Batam
Lahan yang diduga milik mafia solar berinisial N yang masih dalam tahap pematangan untuk didirikan gudang penimbunan baru.

BATAM, batamtoday - Penyelewengan solar bersubsidi dari SPBU yang dilakukan para mafia semakin merajalela dan terang-terangan. Akibatnya, warga yang sangat membutuhkan solar bersubsidi tersebut hanya dapat menjerit lantaran tak dapat bagian, sementara para mafia tumbuh subur dengan gudang-gudang barunya.


Warga yang paling merasakan dampak penyelewengan solar ini, salah satunya adalah warga yang kesehariannya hidup sebagai nelayan. Untuk mendapatkan solar sebagai bahan bakar kapal menangkap ikan, sudah semakin sulit.

Pasalnya, para pemilik kios BBM juga diduga sudah ikut bermain mengikuti jejak para mafia.

"Saya butuh 40 liter per hari, sementara para pemilik kios hanya mampu memberikan 10 liter saja," kata Heri, salah seorang nelayan di Pulau Setokok.

Menurut Heri, para pemilik kios BBM saat ini sudah ikut bermain. Pasalnya, setiap hari pemilik kios berangkat ke Batam untuk menyedot solar bersubsidi dari SPBU.

Namun, solar yang dibawa dari SPBU itu tak seluruhnya didistribusikan untuk nelayan melainkan sebagian dijual kepada para mafia solar yang memiliki gudang penampungan.

"Solar yang dibawa dari SPBU itu tak semuanya untuk nelayan. Sebagian mereka jual kepada mafia pemilik gudang solar," kesal Heri yang terpaksa tak bisa melaut lantaran solar kosong.

Pantauan batamtoday di daerah Barelang, Sabtu (22/9/2012), para mafia solar semakin merajalela, terlihat dari banyaknya gudang penampungan solar yang berdiri.

Khususnya di kawasan Jembatan 1 Barelang, terdapat dua gudang solar yang masih baru. Salah satunya masih tahap perataan lahan tempat gudang dan satunya lagi sudah didirikan pembatas yang terbuat dari seng.

Informasi dari warga sekitar, yang mengaku bernama Ahmad, gudang yang sudah didirikan seng pembatas itu masih akan dioperasikan, namun terkendala masalah sewa lahan.

Gudang itu disebut milik salah seorang mafia solar berinisial S, yang juga sudah memiliki gudang di beberapa tempat. Sementara gudang yang dalam proses peratahan lahan, disebut-sebut milik N yang juga mempunyai banyak gudang.

"Yang sudah dipagari seng ini belum dioperasikan karena belum bayar sewa sama saya, sementara gudang yang masih tahap perataan lahan itu secepatnya akan dioperasikan," papar Ahmad.

Pembuatan gudang baru ini, menurut keterangan pemilik kepada Ahmad, untuk menampung solar dari beberapa pemain di daerah Barelang, seperti pemilik kios BBM, karena lokasi tersebut sangat stategis dekat dengan laut dan tersembunyi dari masyarakat umum.

"Pengakuan pemilik gudang ini sama saya sengaja didirikan untuk menampung solar dari pemain seperti pemilik kios BBM maupun mobil pelansir. Kalau gudang yang sudah didirikan di tempat lain, katanya terlalu jauh bagi para pemain solar," jelas Ahmad menirukan alasan pemilik gudang saat menyewa tanah miliknya.

Banyaknya gudang-gudang baru penimbunan solar ini, patut diduga akibat tidak adanya tindakan tegas untuk para mafia oleh aparat yang berwewenang, sehingga aksi penyelewengan solar ini pun semakin merajalela dan semakin terang-terangan.

Tak hanya itu, di lokasi SPBU juga kerap terjadi antrian panjang di pompa pengisian solar. Mobil yang antri di SPBU itu selalu didominasi mobil siluman yang sebagian tanki minyaknya sudah dimodifikasi.

Bila hal ini tak segera dilakukan tindakan tegas, maka rakyat akan semakin menderita.