Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gara-gara Ganjar Pranowo Hadir Acara Dibatalkan

Benny Rhamdani Sesalkan Pembatalan Sepihak Penggunaan Gedung Milik Pemerintah
Oleh : Redaksi
Kamis | 09-11-2023 | 15:48 WIB
benny_ganjar_b.jpg Honda-Batam
epala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani bersama capres Ganjar Pranowo (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani menyesalkan dibatalkannya secara sepihak penggunaan gedung milik pemerintah, untuk acara pelepasan pekerja migran Indonesia (PMI) dan calon PMI, yang sedianya digelar pada Selasa (7/11/2023).

Kegiatan yang dihadiri 1.500 calon PMI dan 44 PMI tersebut, dijadwalkan mengundang bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo.

Benny menegaskan acara tersebut tak bermuatan politik meskipun mengundang Ganjar Pranowo.

"Pelepasan, pembekalan kita selalu mengundang menteri, anggota DPR, ketua-ketua umum partai kemudian tokoh politik penting bangsa ini, pemerintah daerah, bupati, gubernur, menko pernah kita hadirkan," ujar Benny di sela Pembekalan dan Pemberian Motivasi oleh Kepala BP2MI dalam kegiatan Orientasi Pra Pemberangkatan di eL Hotel Royale Jakarta, Kamis (9/11/2023).

"Jadi tidak ada unsur politik dan jika bicara Pak Ganjar, kan semua bakal capres-cawapres belum ditetapkan sebagai pasangan calon oleh KPU. Jadi tidak ada unsur politik," tutur Benny yang juga Wakil Ketua Umum Hanura itu.

Sebelumnya, Benny juga mengungkapkan pembatalan ini pada acara Pelepasan Pekerja Migran Indonesia Skema G to G Korea Selatan, di kantornya, Selasa (7/11/2023). Benny menilai janggal pembatalan tersebut.

Ganjar sendiri akhirnya hadir pada acara pembekalan dan pemberian motivasi kepada ribuan calon PMI di eL Hotel Royale Jakarta, hari ini.

"Pembatalannya unik hanya karena kehadiran Pak Ganjar Pranowo, aneh ya," ujarnya.

"Ya mungkin ada bisikan-bisikan goib ya, dan tiba-tiba pembatalan itu harus dilakukan. Hanya sedih saja kok perspektifnya begitu rendah dan yang kita gunakan itu kantor milik negara kok, kantor yang dibiayai oleh uang rakyat," imbuh Benny.

Benny mengaku menyesalkan pembatalan tersebut. Pembatalan sepihak itu, justru menunjukkan jika lembaga pemerintah itulah yang sedang bersikap politis.

"Itu artinya lembaga pemerintah tersebut politicking, itu yang membuat saya menyesal, sehingga kita balik lagi ke sini (eL Hotel Royale) yang sejak awal ini tidak bisa menampung 1.500 orang. Kalau ditanya lembaga mana, nanti ada waktunya saya untuk ngomong," tuturnya.

Kehadiran Ganjar sendiri, menurut Benny sangat menginspirasi para calon PMI. Sebab, Ganjar, kata dia merupakan sosok yang asal latar belakangnya juga tak jauh berbeda dari para calon PMI.

"Cukup menginspirasi ya, karena Pak Ganjar ini tokoh yang lahir dari masyarakat biasa. Perjalanan hidupnya juga tidak baik-baik saja, menjalani kehidupan yang sangat sulit ya, waktu dia harus melanjutkan pendidikan SMP, SMA sampai kuliah," tutur Benny.

"Sosok Pak Ganjar sebagai pemimpin yang sukses, memiliki rekam jejak yang baik ini kan bisa menginspirasi mereka (calon PMI)," sambungnya.

Inspirasi dari para tokoh seperti Ganjar maupun lainnya, kata Benny penting untuk dihadirkan kepada calon PMI maupun pekerja migran. Sehingga, mereka nantinya bisa termotivasi untuk meningkatkan kapasitasnya ke depan, yang pada akhirnya memiliki masa depan lebih cerah.

"Karena bonus demografi ini kita tidak mengharapkan mereka ini terus-menerus bekerja di luar negeri. Transfer of knowledge penting, selain gaji yang mereka dapatkan ketika pulang ke Indonesia, mereka bisa juga menjadi pemimpin di daerah maupun di negara ini ke depan," papar Benny.

Apalagi, kata Benny, Ganjar sepakat dengan dirinya maupun BP2MI, bahwa negara harus memperlakukan dengan hormat pekerja migrannya. Sebab, kontribusi mereka terhadap RI, begitu besar.

"Pak Ganjar mengakui mereka penyumbang devisa negara ini terbesar kedua Rp159,6 triliun sehingga perlakuan negara dengan memberi perlakuan hormat kepada mereka ini menjadi penting," tutur Benny.

"Tidak boleh lagi mereka dinafikan posisi dan kehadirannya, tidak boleh lagi ada pejabat yang memandang rendah, melihat sebelah mata mereka, perlakuan-perlakuan yang diskriminatif itu tidak boleh. Dan kita sudah tiga tahun memulai ini," tandasnya.

Editor: Gokli