Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ketua Parlemen Brunei Jabat Presiden AIPA 2012-2013
Oleh : si
Selasa | 18-09-2012 | 10:07 WIB

MATARAM, batamtoday - Ketua parlemen Brunei Darussalam akan memimpin ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) periode 2012-2013, menggantikan Ketua DPR RI Marzuki Ali yang menjadi Presiden AIPA periode 2011-2012.



"Selamat kepada Brunei Darussalam yang akan menjabat Presiden AIPA periode 2012-2013," kata Wakil Presiden RI Boediono saat membuka Sidang Umum ke-33 AIPA di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (17/9/2012) malam.

Ketua ASEAN Samdech Akka Moha Sena Pedai Techo Hun Sen, yang juga Perdana Menteri Kerajaan Kamboja, dan para delegasi AIPA, hadir dalam acara pembukaan itu.

Penetapan dan pengukuhan Ketua Parlemen Brunei Darussalam sebagai Presiden AIPA berikutnya, akan dilakukan dalam Sidang Umum AIPA di Lombok, yang berlangsung sejak 16-22 September 2012.

Selain itu, dalam sidang AIPA 2012 itu juga akan menetapkan Sekjen AIPA berikutnya yang berasal dari Singapura, karena Antonio Cuenco dari Filipina akan habis masa tugasnya pada Februari 2013.

Agenda lainnya yakni menyepakati tempat penyelenggaraan Sidang Umum ke-34 AIPA yang direncanakan digelar di Bandar Seri Begawan pada September 2013.

Boediono berharap, hasil-hasil yang dicapai AIPA terutama dalam Sidang Umum ke-33 itu dapat disampaikan secara reguler kepada ketua dan para pemimpin ASEAN guna memastikan hal-hal tersebut mendapat perhatian yang semestinya dari semua pemangku kepentingan di ASEAN.

Hasil-hasil dan terobosan yang dicapai dalam masa Presiden AIPA di tangan Indonesia pada periode 2011-2012, kiranya dapat dikembangkan oleh Presiden AIPA berikutnya, yakni Brunei Darusalamn .

"Saya percaya bahwa AIPA akan semakin berperan dalam mendukung aspirasi masyarakat ASEAN sejalan dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana pembentukan komunitas ASEAN," ujarnya.

Wapres juga mengungkapkan pentingnya AIPA dalam mendorong ASEAN dalam menjaga keamanan di kawasan yang menjadi salah satu jalur utama maritim dunia.

Dalam beberapa tahun terakhir AIPA telah memberikan perhatian dan dukungan dalam upaya merealisasikan komunitas ASEAN di 2015.

"Diharapkan AIPA dapat merealisasikan komitmen yang telah disepakati sebagaimana tertuang dalam resolusi-resolusi AIPA dalam pertemuan Juli 2012, di Yogyakarta," ujarnya.

Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) akan terus menerus menyesuaikan diri dengan perkembangan yang dicapai ASEAN. Penting bagi AIPA untuk menyadari posisi dan peranannya yang berpengaruh terhadap transformasi Asean.

Sedangkan Ketua DPR RI Marzuki Alie selaku Presiden AIPA pada acara pembukaan Sidang Umum AIPA Ke-33, Senin (17/9) malam mengatakan, kesamaan langkah diantara Asean dan AIPA merupakan salah satu aspek yang akan ikut menentukan kualitas pencapaian atas berbagai aktivitas dan upaya yang dilaksanakan oleh AIPA.

Sebab, katanya, eksistensi AIPA berkaitan langsung dengan tujuan dan eksistensi Asean, terutama terkait dengan upaya bersama bagi kepentingan masyarakat kawasan.

Marzuki menambahkan, isu-isu yang dicakup dalam berbagai resolusi yang dihasilkan dalam 32 kali Sidang Umum AIPA menunjukkan sensitivitas para anggota parlemen, dimana mindset sebagai wakil rakyat senantiasa mengedepankan kepentingan masyarakat yang diwakilinya dalam perspektif kepentingan nasional.

Oleh karena itu, kata Marzuki, kepedulian bersama para anggota parlemen seputar masalah pembangunan ekonomi sebagai isu kunci kemajuan Asean yang perlu diikuti dengan implementasi atas kesepakatan bersama yang dituangkan dalam berbagai resolusi.

Marzuki menambahkan, AIPA perlu menekankan secara kontemplatif memikirkan implementasi resolusi-resolusi utama yang berimplikasikan langsung terhadap proses transformasi Asean.

Menurut Marzuki, AIPA perlu membangun mekanisme yang tepat agar resolusi-resolusi dapat terimplementasi dengan baik, baik yang ditujukan kepada Asean maupun yang ditujukan kepada internal AIPA.

Asean telah menempuh jalan yang cukup panjang dalam mewujudkan aspirasi untuk terbentuknya Komunitas Asean 2015 yang berdasar kepada tiga pilar yaitu, Asean Political Security Community, Asean Economic Community, dan Asean Socio-Cultural Communty.

Seiirng makin dekatnya tenggat waktu 2015, masih terdapat tantangan signifikan yang menghadang, sehingga seluruh anggota parlemen perlu terlibat dan berpartisipasi untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Apalagi mengingat, parlemen dan para anggotanya mempunyai fungsi legitimate representative of the people.

Berbagai tantangan tersebut antara lain perlunya memberikan pencerahan yang meyakinkan masyarakat kawasan atas urgensi keberadaan Asean dalam jangka panjang.

Tantangan lain yang mendapat perhatian adalah masalah kesenjangan ekonomi dan perbedaan tingkat kemajuan ekonomi antar Negara-negara anggota Asean. AIPA telah mencatat, untuk mencapai kesetaraan ekonomi diperlukan berbagai instrumen, antara lain dengan memperkuat peran usaha kecil dan menengah yang bertujuan untuk dapat memperkecil kesenjangan di antara para anggotanya.

Lebih jauh Marzuki mengatakan, tantangan lain yang tidak kalah penting adalah isu-isu keamanan non-tradisional meliputi isu penyelundupan manusia, obat-obat terlarang, kerusakan lingkungan, masalah bencana serta perubahan iklim.

Selama ini, katanya, AIPA telah memberikan kontribusi dalam upaya menanggulangi berbagai isu keamanan non konvensional, terutama dengan melalui dialog-dialog yang secara rutin dilakukan AIPA dalam bentuk “meeting of the AIPA Fact Finding Committee (AIFOKOM) to Combat the Drug Menace, yang baru-baru ini dilaksanakan di Yogyakarta.

Melalui AIFOKOM, parlemen anggota AIPA berupaya mendorong implementasi regulasi yang akan mengurangi aktivitas perdagangan narkoba di kawasan Asia Tenggara.

Presiden AIPA berharap, kiprah AIPA ke depan akan semakin memiliki makna dan mampu memberikan kontribusi bagi pencarian solusi atas berbagai permasalahan, baik yang dihadapi oleh kawasan Asean maupun masalah lain yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dunia.