Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lanal Karimun Bekuk Komplotan Perompak di Selat Malaka
Oleh : Freddy
Rabu | 01-11-2023 | 19:21 WIB
perompak1.jpg Honda-Batam
Lanal Karimun gelar konfrensi pers penangkapan komplotan perompak yang kerap beraksi di Selat Malaka dan Selat Singapura. (Freddy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Karimun - Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tanjungbalai Karimun berhasil membekuk 3 pelaku perompakan yang kerap beraksi di Selat Malaka dan Selat Singapura.

"Tiga orang yang sudah diamankan di Lanal Tanjungbalai Karimun yakni Tengku Febi Fahendra, Warnata dan Mardian Sumarwan sedangkan Jimmi Gomgom Parsaoran Pasaribu dan Arfiliandi masih dilakukan pengejaran karena sempat melarikan diri," ujar Palaksa Lanal TBK, Mayor Laut (P) P Panjaitan didampingi Pasi Intel Lanal TBK Kapten (E) Amir Mahmud dalam konferensi pers di Mako Lanal TBK, Rabu (1/11/2023).

Ketiga perompak ini bersama dua rekannya Jimmi Gomgom Parsaoran Pasaribu dan Arfiliandi awalnya diselamatkan Basarnas karena kapal mereka terdampar di Perairan Malaysia menggunakan KN SAR Purworejo pada Senin (30/10/2023) kemarin.

Namun ada kecurigaan terhadap kelima orang yang mengaku nelayan karena hasil deteksi unit Intel Lanal TBK diduga mereka tidak sedang mencari ikan ketika boat pancungnya pecah dihantam gelombang dan terdampar di perairan Malaysia.

"Setelah dilakukan pengolahan data oleh Tim Siber Lanal TBK dengan mengakses data-data korban melalui jejaring sosial dan lini masa para korban terindikasi tiga dari mereka sebagai pelaku kejahatan perompakan di Selat Malaka dan Selat Singapura," ujar Mayor Laut (P) P Panjaitan.

Selanjutnya, dilakukan penjemputan ke desa Pongkar untuk dilakukan pendalaman keterangan. Sementara 2 orang lainnya yakni Arfiliandi dan Jimmi Gomgom Parsaoran Pasaribu sudah melarikan diri ke Batam.

Dari hasil pendalaman terhadap 3 orang tersebut, diakui bahwa dalam melaksanakan aksinya di laut yakni langkah awalnya menentukan kapal yang akan menjadi sasaran dengan menggunakan aplikasi ship info karena pada aplikasi tersebut terdapat data lengkap kapal termasuk kecepatan kapal.

"Ketika kapal dengan kecepatan 12 knots maka para perompak ini memanjat kapal dengan cara memakai tali panjang yang panjangnya lebih kurang 22 meter dan disimpul sesuai jarak panjat kaki, 1orang tinggal di Boat (tekong), 1 orang pemegang tali dan 4 orang naik keatas kapal untuk mengambil spart part di kapal," terangnya.

Dijelaskan, komplotan ini selalu merekrut warga lokal untuk ikut turut serta dalam aksinya komplotan,agar memudahkan dalam mencari tempat tinggal tanpa menunjukkan indentitas sebenarnya.

"Selain itu, para perompak ini mencuri sparepart di atas kapal yang melintas di OPL dan sekitarnya, formasinya selalu tetap dan bisa saja saling silang berganti ketua kelompok disaat aksi yang berbeda," ungkapnya.

Editor: Yudha