Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil dalam Menghadapi Peningkatan Ketidakpastian Global
Oleh : Aldy Daeng
Selasa | 31-10-2023 | 11:16 WIB
31-10_ojk-stabil-021092392348.jpg Honda-Batam
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar, dalam zoom meeting yang juga dihadiri beberapa media, Senin (30/10/2023). (Aldy/BTD)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Dalam menghadapi peningkatan ketidakpastian global, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai Sektor jasa keuangan masih terjaga stabil.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Mahendra Siregar, pada rapat bulanan Dewan Komisioner OJK, 25 Oktober 2023, menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil karena didukung permodalan yang kuat.

Juga kondisi likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.

Divergensi kinerja perekonomian global masih terus berlanjut. Di AS, pertumbuhan ekonomi Q3 2023 tercatat meningkat sebesar 4,9 persen (Q1 2023: 2,1 persen) dengan pasar tenaga kerja terus membaik dan tekanan inflasi persisten tinggi.

"Hal ini mendorong meningkatnya sell-off di bond market AS sejalan dengan meningkatnya ekspektasi suku bunga higher for longer dan juga peningkatan supply UST untuk membiayai defisit AS," ujar Mahendra, dalam zoom meeting, yang juga dihadiri beberapa media, Senin (30/10/2023).

Sementara itu, kata Mahendra, risiko geopolitik global semakin meningkat seiring dengan konflik Israel dan Hamas, yang berpotensi mengganggu perekonomian dunia secara signifikan apabila terjadi eskalasi di Timur Tengah. Di Eropa, kinerja ekonomi diprediksi masih mengalami stagflasi. Sementara itu di Tiongkok, pemulihan ekonomi masih belum sesuai ekspektasi dan kinerja ekonomi yang masih di level pandemi meningkatkan kekhawatiran bagi pemulihan perekonomian global.

Kenaikan yield surat utang di AS meningkatkan tekanan outflow dari pasar emerging markets termasuk Indonesia, mendorong pelemahan terutama di pasar nilai tukar dan pasar obligasi secara cukup signifikan.

Volatilitas di pasar keuangan, baik di pasar saham, obligasi, dan nilai tukar juga dalam tren meningkat.

Di perekonomian domestik, tingkat inflasi tercatat sebesar 2,28 persen yoy, sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 2,2 persen. Namun, perlu dicermati tren kenaikan inflasi bahan makanan terutama komoditas beras dan gula di tengah potensi penurunan produksi global akibat El Nino.

Secara umum, daya beli masih tertekan tercermin dari inflasi inti yang kembali turun, serta penurunan indeks kepercayaan
konsumen serta kinerja penjualan ritel yang rendah.

"Namun demikian, kinerja sektor korporasi relatif masih baik terlihat dari PMI Manufaktur yang terus berada di zona ekspansi dan neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, dapat disampaikan bahwa Indonesia telah diterima menjadi anggota penuh (full member) Financial Action Task Forces (FATF) sebagaimana ditetapkan dalam Plenary Meeting FATF tanggal 25 Oktober 2023.

Capaian ini merupakan hasil kolaborasi yang baik antara PPATK dan seluruh Kementerian/Lembaga terkait, termasuk OJK, yang menunjukkan sektor jasa keuangan nasional telah secara komprehensif memenuhi standar internasional dalam penerapan program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Masal (APU, PPT, dan PPPSPM).

Kedudukan Indonesia sebagai anggota penuh FATF menempatkan Indonesia sejajar
dengan negara-negara anggota G20 dengan integritas sistem keuangan yang kuat, sehingga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

"Termasuk masyarakat Internasional terhadap integritas sektor keuangan Indonesia dan pada gilirannya akan berdampak positif pada peningkatan perekonomian nasional," pungkasnya.

Editor: Gokli