Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Microsoft Mewanti-wanti Potensi Bahaya AI di Pemilu 2024
Oleh : Redaksi
Rabu | 18-10-2023 | 19:49 WIB
Ilustrasi-AI.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Raksasa teknologi Microsoft mewanti-wanti potensi bahaya kecerdasan buatan (AI) pada gelaran Pemilu 2024. Salah satunya adalah penggunaan AI yang bisa membuat disinformasi merajalela.

Panji Wasmana, National Technology Officer Microsoft Indonesia mengungkap AI bisa saja dipakai untuk "tujuan yang tidak baik" seperti memunculkan disinformasi selama Pemilu 2024.

"Kalau menggunakan beberapa tools seperti llm (large language models), search engine atau apa pun, coba ketik siapa pemenang presiden, bagaimana menjadi presiden 2024, akan keluar sebuah informasi. Dan kita akan mudah melakukan disinformasi di dalamnya. Itu kemungkinan bisa terjadi dengan melakukan teknologi AI," kata Panji di kantor Microsoft Indonesia, Jakarta, Rabu (18/10/2023).

"Kita bisa menggunakan teknologi AI untuk targeted campaign bahkan," ujarnya menambahkan.

Oleh karena itu, menurut Panji, masyarakat harus pintar memilah dan memilih informasi yang mereka terima. Mereka juga harus bijaksana dengan tidak langsung mempercayai informasi yang tersebar di media sosial.

Panji mengatakan bijak menerima informasi adalah dengan tidak hanya membaca satu paragraf, tapi juga melihat sumbernya.

Ia juga mengungkap bahwa penggunaan AI bak pedang bermata dua. Pasalnya, teknologi ini disebut juga bisa memberantas hoaks yang menyebar di media sosial.

"Saya juga rekomendasikan penggunaan AI untuk memberantas hoaks. Itu yang sebenarnya udah banyak dilakukan belakangan. Dan kalau dilihat ketika bertahun-tahun sebelumnya, AI itu udah di-deploy untuk mengklasterkan gerakan dari sosial media, melihat tren, temperatur di sosial media terkait politik, dan itu yang terjadi," paparnya.

"Jadi kalau kita lihat ini dua mata pisau, sekali lagi sangat penting melihat pemanfaatan AI ini menjadi dua bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi bertanggung jawab," kata Panji menambahkan.

Perlu regulasi
Secara umum, Panji menegaskan bahwa berkembangnya teknologi AI ini juga perlu diimbangi dengan regulasi yang tepat. Saat ini, di Indonesia belum ada aturan yang jelas mengenai penggunaan dan pemanfaatan AI.

Panji kemudian berkaca dari regulasi yang ketat di Amerika Serikat mengenai AI. Baru-baru ini, Presiden AS Joe Biden telah mengajak perusahaan-perusahaan teknologi pengembang AI untuk meneken White House Voluntary AI Commitments.

"Mereka mengundang beberapa big player seperti kami, Microsoft, dan industri lain yang memang berkecimpung dalam pengembangan AI dan kita berkomitmen bahwa semua teknologi AI harus bersifat safe, secure, dan trustworthy," tuturnya.

Kecerdasan Buatan yang Semakin Pintar
Menurutnya keberadaan regulasi penting untuk memastikan bahwa teknologi AI berjalan di koridor yang tepat.

"Kalau kita enggak regulate dan tidak memiliki framework untuk memastikan bahwa AI yang dikembangkan itu secure, maka akan jadi bencana," papar Panji.

Sumber: CNN Indonesia
Editor: Yudha