Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tensi Geopolitik Ciptakan Ketidakpastian, Menkeu: Indonesia Perkuat Fondasi Ekonomi
Oleh : Redaksi
Minggu | 15-10-2023 | 14:35 WIB
sri_mulyani_b3.jpg Honda-Batam
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa peningkatan tensi geopolitik belakangan ini akan menciptakan situasi ketidakpastian dan mempengaruhi proyeksi ekonomi di masa mendatang.

Meskipun demikian, di tengah situasi global yang dinamis, Sri Mulyani berpendapat bahwa Indonesia justru memiliki posisi yang sangat strategis.

"Negara kita kaya akan sumber daya alam termasuk mineral yang banyak dibutuhkan di era pesatnya industri baterai dan kendaraan listrik," ujar Sri Mulyani dalam pernyataan resmi yang diterima pada Minggu (15/10/2023).

Pemerintah saat ini berfokus pada perbaikan dan penguatan fondasi ekonomi di tengah gejolak peningkatan tensi geopolitik, seperti yang terjadi di Timur Tengah antara Israel dan Palestina, serta perang Ukraina-Rusia yang belum berakhir.

Berbagai langkah penguatan fondasi ekonomi terus dilakukan pemerintah di tengah situasi yang sulit dan penuh ketidakpastian ini.

Dalam konteks perdagangan global, Menkeu menyampaikan bahwa pemerintah melakukan kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan memperkuat keseimbangan eksternal Indonesia.

"Saat ini kita fokus memperbaiki dan memperkuat struktur ekonomi, salah satunya melalui kebijakan hilirisasi dengan membangun lebih banyak smelter yang akan meningkatkan nilai tambah dan memperkuat keseimbangan eksternal kita," terang Sri Mulyani.

Upaya memperkuat fundamental ekonomi juga dilakukan pemerintah melalui penerapan omnibus law dan perbaikan lembaga keuangan, pasar saham, serta inovasi pembukaan bursa karbon.

"Penerapan omnibus law UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, UU Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan ditambah perbaikan di sektor bank, lembaga keuangan non-bank, dana pensiun, pasar saham, termasuk yang terbaru yakni bursa karbon menjadi upaya kita dalam memperkuat fundamental ekonomi Indonesia," pungkas Sri Mulyani.

Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia baru saja menyelesaikan pertemuan tahunan pada Sabtu (14/10/2023).

Acara yang dihadiri oleh Menkeu Sri Mulyani ini membahas berbagai tantangan ekonomi yang meliputi ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, tekanan inflasi yang tinggi, beban pembayaran bunga pinjaman negara berpendapatan rendah, serta dampak cuaca ekstrem.

Namun, konflik Timur Tengah tidak menjadi sorotan. Banyak peserta pertemuan sepakat bahwa masih terlalu dini untuk memprediksi bagaimana ketegangan di Timur Tengah akan memengaruhi ekonomi global. Kepala ekonomi IMF Pierre-Olivier Gourinchas menggambarkan ekonomi global,"berjalan dengan tersendat, bukan berlari".

Proyeksi baru IMF --sebelum eskalasi konflik antara Israel dan Hamas-- memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,5% tahun lalu menjadi 3% tahun ini dan 2,9% tahun depan, turun 0,1 poin persentase dari perkiraan tahun 2024 sebelumnya.

Inflasi global diperkirakan akan turun dari 6,9% tahun ini menjadi 5,8% tahun depan, meskipun masih tinggi.

Editor: Surya