Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jumhur Tegaskan 5 WNI yang Ditembak Merupakan Kriminal, bukan TKI
Oleh : si
Kamis | 13-09-2012 | 22:42 WIB
Jumhur_Hidayat.jpg Honda-Batam

Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat

JAKARTA, batamtoday - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BPN2TKI)  Jumhur Hidayat menegaskan, pihaknya mendapat informasi kelima WNI yang ditembak oleh Polisi Diraja Malaysia karena pernah dipenjara dan melakukan perampokan di Malaysia.


Lima orang warga negara Indonesia (WNI) yang baru saja ditembak oleh aparat Malaysia ternyata bukanlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan diduga merupakan pelaku kejahatan di Malaysia.
 
Jumhur menjelaskan  kelima korban tewas itu adalah bukan TKI resmi yang ditempatkan oleh BNP2TKI di Malaysia. Keberadaan para pria, yang  berangkat secara terpisah dari Batam dan Madura itu, bukanlah berniat untuk bekerja di Malaysia.
 
"Mereka berangkat ke Malaysia dengan visa pelancong. Dari info dari KBRI, memang terjadi tembak-menembak antara polisi Malaysia dengan  mereka," kata Jumhur di Jakarta, Kamis (13/9/2012).
 
Menurut dia, ada informasi bahwa para WNI itu memang memiliki rekam  jejak buruk yakni pernah dipenjara dan pernah melakukan perampokan. "Ini sedang dikonfirmasi lagi," ujar dia.
 
Kelimanya diketahui meninggal karena tembakan aparat Malaysia, dan dibuktikan dengan adanya bukti dua pistol yang dimiliki para WNI. "Juga ditemukan ada komputer jinjing dan hasil rampokan yang dilakukan mereka sebelumnya," tandas Jumhur.
 
Diberitakan sebelumnya, lima WNI yang ditembak itu adalah Jony alias M Sin (35), Osnan (37), Hamid, Diden, yang tinggal di kawasan Bengkong Pertiwi, Batam, Kepulauan Riau.

Sedangkan korban lainnya, Mahno berasal dari Madura yang sudah lama menetap di Ipoh, Negara Bagian Perak, Malaysia. Hingga Rabu (12/9) malam, jenazah mereka masih berada di Hospital Raja Permaisuri Bainoon, Ipoh.