Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Cara Benar Pasang Kondom
Oleh : dd/tc
Kamis | 13-09-2012 | 10:54 WIB

NEW YORK, batamtoday - Penggunaan kondom dapat mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, juga mencegah penyebaran penyakit seksual, bila dipakai secara benar. Sayangnya, dari beberapa penelitian, terungkap bahwa masih banyak orang yang tidak menggunakan kondom dengan tepat dan benar.


Kesalahan yang paling sering terjadi adalah menggunakan kondom di tengah-tengah masa hubungan intim dan melepasnya sebelum hubungan intim selesai. “Memakai kondom memang terlihat remeh. Namun masalah yang ditimbulkan dari penggunaan kondom yang salah sangat rumit,” ujar Professor Richard Crosby dari Universitas Kentucky yang pernah melakukan penelitian soal ini di kantor berita NPR, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.

Lantaran belum semua pria benar memakai kondom, penting bagi mereka mengetahui bagaimana cara mengenakan kondom yang benar. Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Siloam Semanggi, Ardiansjah Dara, cara memasang kondom yang benar adalah saat penis sudah ereksi dan gulungan kondom berada di sisi luar.

Selain itu, pengguna kondom harus memastikan ujung kondom berada di puncak penis sambil ditekan dengan jari jempol dan telunjuk tangan kiri. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah masuknya udara ke dalam kondom. “Karena udara yang masuk, kemudian terjebak di dalam kondom, dapat merusak kondom,” ujar Ardiansjah kepada Tempo, Selasa pekan lalu.

Sejak awal pemasangan, ia melanjutkan, pengguna kondom juga harus memperhatikan gulungan kondom. Jangan sampai kondom tergulung dan tidak terbuka uraiannya. Karena itu, dalam membuka gulungan kondom, pengguna harus menggunakan jempol dan telunjuk tangan kanan ke arah pangkal penis agar kondom terpasang dengan benar.

Walau terkesan ribet, pengguna kondom juga harus memperhatikan penggunaan kondom di tengah-tengah hubungan intim karena bisa saja kondom tergulung. Ardiansjah mengingatkan, jika kondom menggulung saat berhubungan intim, segera tarik kembali ke pangkal penis. “Saat memasang atau menarik gulungan kondom, pengguna harus hati-hati. Jangan sampai kondom rusak kena kuku si pengguna,” katanya.

Ardiansjah juga mengimbau pengguna kondom untuk menghindari pemasangan kondom dengan menggunakan mulut. Sebab, ada beberapa pasangan saat melakukan aktivitas oral seks–dengan tujuan hubungan lebih bervariasi—melakukan pemasangan kondom dengan mulut. “Tanpa disadari gigi dapat membuat kondom sobek dan bocor,” katanya.

Pemakai kondom juga harus memperhatikan tanggal kedaluwarsa serta cara bagaimana membuka pembungkus kondom agar tidak terjadi kebocoran. Menurut Ardiansjah, membuka pembungkus kondom yang benar adalah menyobek sisi pembungkus tanpa mengenai bagian tengah. “Ini agar kondom tidak sobek saat dikeluarkan dari bungkusnya,” katanya.

Selain digunakan sebagai alat kontrasepsi, kondom juga digunakan sebagai alat mencegah penyakit menular tertentu. Karena itu, sosialisasi pemakaian kondom yang benar harus dilakukan, baik masyarakat kota maupun desa. “Sosialisasi sebaiknya menggunakan model penis imitasi sehingga pasangan suami-istri benar-benar bisa belajar mempraktekkan pemasangan kondom tersebut,” kata Ardiansjah. Hingga saat ini, ia mengaku, masih ada pasangan suami-istri yang belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara memasang kondom yang baik dan benar. Sebagai ahli kebidanan dan kandungan, sosialisasi pemasangan kondom yang benar merupakan bagian penting dalam mendukung peningkatan kesehatan reproduksi pasangan suami istri.

"Prakteknya, saya menunjukkan gambar di komputer yang sudah saya siapkan sebelumnya sehingga bisa meminimalisasi kesalahan,” ujarnya. Menurut penelitian yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization), dengan penggunaan yang sempurna, kondom dapat mencegah kehamilan hingga 98 persen. Data lain, hanya 15 persen kehamilan yang tidak diinginkan tetap terjadi meski sudah memakai kondom.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan The Kinsey Institute dalam bidang seks, gender, dan reproduksi di Universitas Indiana, Amerika Serikat, selama 16 tahun, telah ditemukan bahwa kesalahan pemakaian kondom banyak terjadi di 14 negara bagian, dengan 50 macam jenis kasus. Penelitian dilakukan terhadap berbagai orang dengan latar belakang berbeda-beda sejak 1995, mulai dari pelaku hubungan seks yang sudah menikah atau belum, pekerja, hingga pelajar.