Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Untuk Jamin Pasokan Daging Segar

Batam Perlu Tambah Peternakan Sapi
Oleh : ypn/dd
Selasa | 11-09-2012 | 15:26 WIB
Hijazi.gif Honda-Batam
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Batam Ahmad Hijazi.

BATAM, batamtoday - Kota Batam membutuhkan tambahan peternakan sapi untuk memasok daging sapi segar mengingat selama ini pasokan daging sapi segar lokal hanya mengandalkan dari satu lokasi peternakan.


Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Batam Ahmad Hijazi mengatakan tambahan peternakan sapi bertujuan membentuk harga daging sapi segar agar kompetitif di pasaran.

Menurutnya dengan mengandalkan satu peternak sapi saja memicu harga daging sapi segar di Batam tidak kompetitif.

"Untuk suplai daging segar di Batam, dihulunya bermasalah, harga daging sapi segar di Batam tidak kompetitif," katanya, Selasa (11/9/2012).

Selama ini pasokan daging sapi segar di Batam berasal dari peternakan sapi yang lokasinya ada di Sei Temiang.

Peternakan sapi dan kambing itu adalah satu-satunya pemasok untuk memenuhi permintaan sapi dan kambing potong serta daging segar.

Hal itu ditambah dengan persoalan dengan tidak adanya peternak yang melakukan pembibitan dari anak hingga siap untuk di potong.

Yang ada hanya penggemukan saja dan semuanya terfokus di satu lokasi peternakan tersebut.

Sementara sapi-sapi ternak langsung didatangkan dari luar Batam seperti Lombok, Madura dan sejumlah kota yang ada di pulau Sumatra.

"Ini harus diatasi sesegera mungkin, harus ada tempat baru lainnya untuk pemasok sapi segar di Batam," paparnya.

Untuk merealisasikan tambahan peternakan, disamping membutuhkan investor, juga dibutuhkan lahan luas untuk membangun investasi peternakan baru di Batam.

Hijazi mengakui sejumlah investor besar yang ingin masuk tentunya membutuhkan lahan yang cukup luas untuk berinvestasi, namun saat ini di Batam sangat sulit untuk mendapatkannya.

"Bagi mereka kalau lahannya kecil hitung-hitungannya tidak masuk. Padahal ini peluang usaha, namun di Batam terkendala akan lahan untuk melakukan pembibitan maupun penggemukan sekala besar" jelasnya.

Menurut Hijazi untuk menyelesaikan permasalahan ini tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada Disperindag saja namun harus melibatkan semua intansi terkait seperti KP2K, Balai Karantina Hewan, Badan Pertanahan dan sejumlah intansi lainnya yang terlibat.