Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Butuh Bantuan

Tak Ada Uang Berobat, Agus Tergolek Lemah Tak Berdaya
Oleh : kli/dd
Selasa | 11-09-2012 | 15:03 WIB
agus-sakit.gif Honda-Batam
Agus tergolek lemah tak berdaya di atas kasur akibat sakit yang dideritanya.

BATAM, batamtoday - Agus Suprianto (37) warga gang Nangka, Tembesi Lestari RT02/RW03, Sagulung hanya bisa terbaring lemas tak berdaya di kasurnya. Pasalnya, perjaka tua ini hanya seorang pekerja bengkel yang tak punya cukup uang untuk biaya berobat ke rumah sakit. Akibat penyakit yang dideritanya, tubuhnya yang dulu kekar sekarang tinggal tulang dibungkus kulit yang sudah mulai mengering.


Ditemui di kediamannya, Agus ditemani sang kakak kandung, Eli (39) ibu rumah tangga beranak dua itu menuturkan, penyakit yang diderita adiknya mulai teraksa sejak awal masuk bulan puasa kemarin. Awalnya, Agus muntah-muntah dan mengeluh sakit di bagian perut.

"Awalnya hanya muntah biasa, karena sakit perut. Setelah itu, langsung lemas tak berdaya," ujar Eli saat didatangi wartawan di samping Agus yang terbaring lemas, Selasa (11/9/2012).

Sakitnya semakin parah dan tubuhnya mulai kurus, Eli membawa Agus berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah. Saat itu, dokter kepada Eli mengatakan penyakit Agus sudah parah, lambungnya kronis. Tapi, lagi-lagi karena uang yang tidak punya, mereka hanya menginap satu malam di RSUD, itupun sudah menghabiskan biaya sebesar Rp420 ribu yang dipinjam dari tetangganya.

"Kami hanya satu malam saja di rumah sakit, karena tak ada uang. Dokter saat itu bilang sakit yang diderita Agus di bagian lambung dan sudah kronis. Dengan berat hati kami pulang dari rumah sakit karena tak ada lagi uang berobat," kenangnya.

Saat ini, karena keterbatasan dana tersebut, Agus hanya bisa tergolek di tempat tidurnya. Kondisi tubuhnya semakin lemas, dan untuk bicara saja sudah tak mampu.

Sebenarnya, melihat kondisinya penyakit yang diderita Agus ini masih dapat tertolong oleh medis. Pasalnya program SKTM masih bisa didapat, tapi karena kurang paham dan masih banyak masyarakat miskin yang tidak mengerti bahkan sama sekali tidak tahu. Sehingga, SKTM diklaim banyak warga yang sebetulnya mampu tapi karena lebih dahulu mengetahui akan hal tersebut.

"Saya tak ngerti SKTM, tak pernah dapat itu. Emang SKTM itu bisa didapat orang miskin yah mas, caranya gimana dan sama siapa diurus, terus biayanya berapa mas, soalnya untuk beli obat aja saya sudah tak punya uang lagi," ungkap Eli saat disinggung masalah SKTM.

Mendengar penjelasan wartawan terkait SKTM tersebut, tampak jelas ada sebuah harapan di raut wajah Eli dan juga Agus. Saat itu juga, dia berniat akan mengurusnya melalui RT/RW di lingkungannya.

"Saya akan coba urus SKTM mas, mudah-mudahan saja bisa tanpa harus bayar lagi," harapnya sekaligus mengahiri perbincangannya dengan wartawan.