BATAMTODAY.COM, Batam - Prof Hj Indrayani, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar di Kampus Universitas Batam (Uniba) disejalankan dengan Sidang Senat Terbuka dan Orasi Ilmiah dengan tema 'Strategi model pengembangan kinerja Dosen', di Aula kampus Uniba, Sabtu (2/9/2023).

Prof Hj Indrayani, menyampaikan, di Indonesia mengenal Tridharma perguruan tinggi. Bahkan wajib dilaksanakan semua universitas. Namun, Ia menekankan kepada para pengajar atau Dosen untuk lebih mengedepankan inovasi pembelajaran

"Karena pendidikan adalah fondasi bangsa, kalau selama ini dosen hanya melaksanakan tugasnya, maka kita tidak boleh kecewa kalau mahasiswa tidak bisa menyerap semua materi yang diajarkan," ujar Prof Indrayani, dalam sambutannya.

Terlebih saat ini, Prof Indrayani melanjutkan, saat ini transformasi informasi berkembang pesat, dengan demikian, para mahasiswa mampu mencari informasi di google. Menghadapi tantangan tersebut, bagaimana saat ini mode kinerja dosen bisa bertransformasi dan mampu menularkan apa yang ada dipikiran pengajar kepada mahasiswa dengan menarik.

Apalagi, saat ini revolusi industri terjadi dengan begitu pesat, kemampuan mengelola perubahan dan beradaptasi adalah kunci dalam menghadapi tantangan di era revolusi industri 5.0 dan society 5.0.

"Seorang dosen harus harus mampu mengembangkan dan mentransfer ilmu kepada mahasiswa. Bukan pola komunikasi searah atau sekedar ceramah," ungkapnya.

Prof Indrayani melanjutkan, banyak hal yang bisa dilaksanakan secara inovatif antara mahasiswa dan dosen dalam pola pembelajaran, kata Prof Indrayani, baginya, cara konvensional sudah tidak menarik saat ini, bagaimana ilmu itu bisa terserap oleh mahasiswa.

Berbeda dengan mahasiswa S2 dan S3, bisa jadi mahasiswa tersebut memiliki pengalaman yang luar biasa. Oleh sebab itu diperlukan wawasan yang sangat luas. Menurutnya, sangat mutlak dilakukan oleh Dosen adalah bagaimana menciptakan inovasi pola pembelajaran.

"Bagaimana mengeksplor keilmuan, harus mampu memahami proses pembelajaran bagaimana proses itu menarik. Pengalaman dosen juga harus diterapkan, termasuk diskusi kepada mahasiswa. Begitu juga pada penilitian, kita masih tertinggal dari sejumlah negara lain, dengan merubah mindset, kita mampu melakukan penelitian yang produktif," paparnya.

"Terpenting tidak membawa persolan pribadi ke dalam sistem pembelajaran. Kreativitas dosen diperlukan dalam inovasi pembelajaran terus menerus dilakukan untuk keberhasilan mahasiswa," sambungnya.

Sementara Ketua Senat Universitas Batam, Dr Soerya Respationo, menyampaikan, Bangsa Indonesia saat ini membutuhkan generasi yang memiliki intelektual yang siap tempur lahir dan batin.

Kualita seperti itu yang sangat dibutuhkan dan dapat dilahirkan oleh penyelengaraan dunia pendidikan yang bermutu dan terencana dengan baik. Dimana para dosen dan pengajarnya memiliki fungsi dan peran yang sangat penting untuk melahirkan generasi yang berkualitas.

"Sudah selayaknya para mahasiswa dapat mengadopsi dan mengedukasi itu. Karena itulah tujuan masuk ke perguruan tinggi," ungkap Soerya Respationo.

Lebih lanjut, Surya Respationo menjelaskan, dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen serta Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa guna memberdayakan semua warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas.

"Kualitas manusia yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada masa yang akan datang ini, diharapkan mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa lain di dunia," ungkapnya.

Ia menambahkan, melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan terencana dengan baik dan para dosen dan pendidiknya memiliki fungsi dan peran serta kedudukan yang sangat strategis dan penting.

"Hari ini, guru besar kita, Prof Indrayanimenyampaikan orasi ilmiahnya tentang Strategi Model Pengembangan Kinerja Dosen. Dan tentunya, sangat berguna bagi para dosen pengajar di Universitas Batam pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya," pungkas Surya Respationo.

Editor: Yudha