Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Peran Pemuda sebagai Agen Pemilu 2024 Berkualitas
Oleh : Opini
Rabu | 26-07-2023 | 12:36 WIB
A-GEN-MILENIAL3.jpg Honda-Batam
ilustrasi pemuda sebagai agen Pemilu damai di Indonesia. (Foto: Net)

Oleh Mayang Dwi Andaru

PARA pemuda menjadi agen Pemilu 2024 agar gelaran akbar ini makin berkualitas. Mereka berkomitmen penuh untuk mendukung Pemilu, dengan cara memberikan hak pilihnya (tidak golput) dan berkampanye agar seluruh WNI yang berusia 17 tahun ke atas untuk mencoblos. Pemilu harus disukseskan dan para pemuda wajib peduli serta berpartisipasi.

Para pemuda adalah harapan bangsa karena mereka adalah calon pemimpin di masa depan. Pemuda memiliki tenaga, pemikiran, dan kreativitas yang lebih tinggi, sehingga cocok dijadikan penggerak untuk program-program pemerintah. Dengan keahlian menggunakan teknologi maka pemuda menggunakannya untuk hal-hal yang positif.

Para pemuda juga wajib untuk menjadi agen Pemilu 2024 agar acara ini berhasil dan berkualitas baik. Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (Wantimpres RI), Jan Prince Permata menyatakan, bahwa emokrasi, termasuk pemilihan umum akan memiliki kualitas baik jika memiliki legitimasi kuat yang lahir dari partisipasi politik rakyat.

Jan Prince menambahkan, dalam konteks demokrasi Indonesia dewasa ini, pemuda memiliki peran penting dan strategis dalam menentukan baik tidaknya ataupun tinggi rendahnya kualitas pemilu. Ia mengutip data yang dipaparkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) bahwa 52 persen atau 106,36 juta pemlih di Pemilu 2024 berusia di bawah 40 tahun. Oleh karena itu bisa kita disimpulkan bahwa berkualitas tidaknya pemilu 2024 tak bisa dipisahkan dari keterlibatan pemuda.

Dalam artian, para pemuda wajib mendukung kesuksesan Pemilu 2024 dan menjaga kualitasnya dengan terlibat dalam program 5 tahun sekali ini. Mereka wajib memberikan hak pilihnya karena sudah berusia 17 tahun ke atas.
Para pemuda juga dihimbau untuk tidak golput (golongan putih) alias tidak memberikan hak pilihnya. Pemilu hanya 5 tahun sekali dan wajib diikuti. Jika pemuda golput maka menyia-nyiakan kesempatan dan bisa menggagalkan Pemilu 2024.

Golput bukan solusi untuk memperbaiki nasib bangsa. Penyebabnya karena jika para pemuda tak menggunakan hak pilihnya, maka masa depan Indonesia dipertaruhkan. Akan ada banyak surat suara yang kosong karena mayoritas rakyat memutuskan untuk golput dengan alasan skeptis dengan kondisi negara, nyinyir terhadap pemerintah, emosi kepada para pejabat dan lain sebagainya.

Jika ada banyak surat suara yang kosong maka akan merugikan karena ada potensi disalahgunakan oleh oknum. Surat suara tersebut bisa saja ditusuk dengan paku atau dicoret bolpen, lalu terjadi kecurangan. Partai yang terpilih bukan 100% dari pilihan rakyat, tetapi merupakan buah dari kejahatan para oknum yang bertugas di TPS.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Rahmat Bagja menyatakan bahwa para pemuda dapat menjaga netralitas keadaan di masyarakat dalam tahapan pemilu dan pemilihan serentak 2024, terutama dari konflik ataupun perpecahan di masyarakat. Para pemuda dapat menetralisir keadaan. Saat ada keadaan yang mendorong perpecahan, berharap itu bisa dikendalikan dan diredakan oleh pemuda.

Dalam artian, para pemuda diharap ikut serta dalam pemilu. Tak hanya dengan datang dan mencoblos saat pemilu berlangsung. Namun juga menjaga agar tidak terjadi perpecahan, baik pada masa kampanye sampai setelah pemilu.
Saat ini pemilu sangat rawan perpecahan karena ada pihak yang terlalu fanatik dalam mendukung calon presiden atau calon anggota legislatifnya. Ketika terlalu cinta buta ia sampai memaki calon lain dan membuat kerusuhan saat pemilu. Para pemuda diharap untuk ikut menjaga agar tidak ada perpecahan dengan mendamaikan kedua belah pihak yang bertikai.

Para pemuda memiliki tenaga dan pemikiran yang brilian. Mereka bertindak ketika ada yang bermusuhan dan memikirkan cara agar tidak ada perpecahan saat pemilu. Caranya dengan mengkampanyekan lagi pemilu yang jurdil (jujur dan adil) serta LUBER (langsung, umum, bebas, dan rahasia).

Di era keterbukaan ini, semua rahasia seolah-olah bisa menghilang. Oleh karena itu LUBER wajib disosialisasikan lagi, terutama pada poin rahasia. Masyarkat diminta untuk tidak usah mengungkapkan siapa calon presiden atau calon legislatif yang didukung. Penyebabnya karena bisa jadi ada serangan dari provokator atau orang lain yang menjadi simpatisan calon presiden yang berbeda.

Bagja juga meminta kepada seluruh pemuda untuk terus menjaga prinsip negara kesatuan. Sebab, pemilu sebenarnya juga merupakan sebuah proses menjaga empat pilar dalam berbangsa dan bernegara. Ia mengajak pemuda dan untuk aktif dalam mencegah penyebaran berita bohong dan politisasi SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan). Ke depannya akan ada pemberdayaan fungsi pengawasan partisipatif dan mengedukasi masyarakat agar melek literasi digital.

Dalam artian, para pemuda mampu berperan besar untuk menciptakan pemilu yang damai. Mereka bisa mengedukasi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam membaca berita di Koran online atau media sosial. Jangan termakan hoaks dan propaganda, lalu terjadi perpecahan gara-gara berita palsu tersebut.

Para pemuda adalah agen perubahan dan mereka bertugas untuk mensukseskan Pemilu 2024 dan menjaga kualitasnya. Caranya dengan tidak golput dan tetap memberikan hak suaranya pada hari pemilihan. Para pemuda juga mencegah kekacauan di masyarakat dengan menghalau hoaks dan propaganda tentang Pemilu.*

Penulis adalah kontributor pada Lembaga Sadawira Utama