Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bertemu Relawan, Jokowi Banggakan Stabilitas Ekonomi RI
Oleh : Redaksi
Sabtu | 15-07-2023 | 18:44 WIB
presiden-jokowi122.jpg Honda-Batam
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan relawan di Rakernas Arus Bawah Jokowi (ABJ) di Kota Bogor, Jawa Barat. (detik.com)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membanggakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pascapandemi COVID-19. Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan relawan di Rakernas Arus Bawah Jokowi (ABJ) di Kota Bogor, Jawa Barat.

"Kita sekarang ini masih bekerja dalam kondisi suasana global, suasana dunia yang tidak mudah, sangat sulit. Dari imbas pandemi sampai sekarang ini ekonomi dunia belum nampak tumbuh kembali, berat," kata Jokowi di Hotel Grand Savero, Kota Bogor, Sabtu (15/7/2023).

Jokowi mengaku memiliki informasi-informasi perkembangan ekonomi dunia dari sejumlah lembaga. Ia menyebutkan sejumlah negara menjadi 'pasien' IMF pascapandemi tersebut.

"96 negara masuk jadi pasiennya IMF, karena saya sering ingin mendapatkan informasi dari IMF, dari bank dunia (World Bank), dari OACD, dari lembaga-lembaga dunia yang memiliki informasi penting, itu saya punya," jelasnya.

"Sehingga saya tahu bagaimana kondisi ekonomi global ini akan seperti apa dan dalam kondisi yang seperti apa," lanjutnya.

Jokowi kemudian menyinggung perekonomian pada masa-masa reformasi di tahun 1997-1998. Perekonomian Indonesia terguncang kala itu.

"Tahun 1997-1998 tidak ada 10 negara pasiennya IMF, goncang semuanya, pemerintah kita ambruk saat itu. Sekarang ini 96 negara menjadi pasien IMF," katanya.

Hal ini, kata dia, patut disyukuri karena Indonesia saat ini masih normal dengan pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5,3 persen.

"Dan kuartal tahun ini 5,03 persen, kalau kondisi ini terus kita pertahankan kita akan menjadi yang terbaik di seluruh dunia," ucapnya disambut tepuk tangan relawan.

Jokowi kemudian menyinggung Presidensi G-20 di Bali yang telah lalu bahwa Indonesia masih bisa membanggakan diri karena pertumbuhan ekonomi yang baik dibanding negara-negara lain yang justru mengalami inflasi.

"Kita berani tegak, optimis menyampaikan pandangan-pandangan terhadap suasana global kita juga berani, karena kita juga pada posisi yang baik dan yang lain pada posisi yang sulit baik inflasinya. Inflasi itu artinya harga barang dan jasa semuanya naik, kita masih bisa kita pertahankan dalam kondisi yang sangat normal," ujarnya.

"Inflasi kita tahun kemarin masih di angka 5,9. Bulan kemarin sudah anjlok menjadi 3,5, turun. Negara-negara lain inflasinya naik," tambahnya.

Sumber: detik.com
Editor: Yudha